Mampu Mengelola Emosi - Keterampilan mengelola emosi mutlak
diperlukan oleh calon sales sukses. Sales yang tidak bisa mengelola emosi yang
baik maka memiliki peluang besar untuk kehilangan banak calon pembeli. Menurut
M. Darwis Hude pengendalian emosi sangat penting dalam kehidupan manusia,
khususnya untuk mereduksi ketegangan yang timbul akibat emosi yang memuncak.
Emosi menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal dalam tubuh dan
memunculkan ketegangan psikis, terutama pada emosi-emosi negatif.
Emosi-emosi itu bisa menjadi
positif, tetapi bisa juga negatif. Emosi yang positif secara personal
menghasilkan perasaan yang menyenangkan. Apakah itu rasa bangga, harapan atau
suatu kelegaan, emosi yang positif akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Masing-masing
emosi yaitu emosi positif dan emosi negatif memiliki pengaruh yang sesuai. Bila
yang terjadi adalah emosi positif makruh yang nea yang muncul adalah pengaruh
yang positif dan sebaliknya emosi negatif memiliki pengaruh yang negatif pula
jadi pemeskipun dalam hal tertentu tertentu terjadi pengecualian.
Dalam sebuah negoisasi, emosi yang
positif ketika menghadapi orang lain bisa membangun kedekatan sebuah hubungan
yang ditandai dengan keinginan baik, pemahaman, dan perasaan menjadi bagian
dari sebuah kebersamaan. Keadaan ini memungkinkan seorang sales bisa dekat
dengan para calon pembeli. Sementara perasaan marah, frustasi, dan emosi-emosi
negatif lainnya, secara personal menghasilkan perasaan susah. Emosi ini juga
kecil kemungkinannya untuk digunakan dalam membangun kedekatan antara seorang
sales dengan calon pembeli.
Memang emosi ada yang berdampak
buruk terhadap keberlangsungan hidup manusia, tapi harus diingat bahwa tidak
semua emosi itu buruk dan tidak berguna. Malah ada emosi tertentu yang menyokong
seseorang untuk berhasil dalam hidupnya. Hidup manusia diwarnai dengan emosi dan
berbagai macam perasaan. Manusia sulit menikmati hidup secara optimal tanpa
memiliki emosi. Manusia bukanlah manusia, jika tanpa emosi. Kita memiliki emosi
dan rasa, karena emosi dan rasa menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan
dalam kehidupan kita sebagai manusia.
Sementara itu, untuk menjalani
kehidupan tidak cukup dengan emosi saja tapi harus diseimbangkan dengan akan
dan sebaliknya. Emosi dan akal adalah dua bagian dari satu keseluruhan. IQ dan
EQ adalah sumber-sumber daya sinergis, tanpa bagian yang lain tidak bisa
menjadi sempurna dan tidak efektif. Jeanne Segal mengatakan wilayah EQ adalah
hubungan pribadi dan antar pribadi. EQ bertanggungjawab atas harga diri,
kesadaran diri, kepekaan social dan kemampuan adaptasi social seseorang.
Emosi adalah hal alamiah sehingga tidak bisa dihilangkan. Kalau
pun emosi bisa dihilangkan, maka hal itu justru tidak akan membawa manusia pada
kebaikan karena emosi berperan penting demi kelangsungan hidup manusia itu
sendiri. Bukan manusia namanya apabila tidak mempunyai emosi. Hal yang tepat
untuk dilakukan adalah mengelola emosi yang muncul dengan sebaik mungkin. Maksudnya,
mengelola dan menyeimbangkan emosi-emosi yang ada, baik emosi negative dan
emosi positif. Emosi yang positif bila tidak dikendalikan juga bisa menimbulkan
dampak yang tidak baik bagi seseorang.
Untuk mengurangi ketegangan, diperlukan teknik dan terapi
untuk menyeimbangkan emosi seseorang agar ketegangan psikis berkurang bahkan
bersifat normal. Berikut ini ada beberapa strategi untuk mengelola emosi-emosi
terutama emosi negative, yaitu:
Pertama,
memelajari dan menerima emosi. Setiap orang harus menyadari keberadaan emosi
sebagai pelengkap kehidupan manusia. Jika seseorang berusaha menerima dirinya
sendiri sebagai orang yang memang tidak sempurna dan emosi-emosi yang
dialaminya sebagai biasa-biasa saja, maka semua akan berjalan lebih baik bagi
dirinya. Sebaliknya, jika seseorang berusaha menolak dan tidak bisa menerima
anugerah emosi dan kelemahan dirinya, maka selama itu ia akan terganggu karena
emosi melengkapi penciptaan manusia.
Kedua,
mengalihkan perhatian. Untuk mengelola emosi negative, hal yang harus dilakukan
oleh seseorang adalah mengarahkan perhatian pada hal lain bukan focus memikirkan
dan melayani emosi. Daripada menuruti emosi-emosi, baik yang dirasakan oleh
kita maupun orang lain lebih baik arahkan perhatian kita kepada apa-apa yang
membangkitkan emosi-emosi tersebut.
Ketiga, berbagi
dengan orang lain. Bagi sebagian orang, memendam emosi sendiri malah membuatnya
semakin kacau dan tidak tenang. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk
mencari pertolongan untuk mengatasi emosi. Akan tetapi, seseorang juga harus
memiliki keterampilan kapan ia harus menyatakan emosinya dan kapan ia harus
menyembunyikan emosinya. Kapan ia lebih baik berbagi dan kapan ia harus menahan
diri karena juga tidak membeberkan semua masalah kepada orang lain.
Keempat, tidak
menekan, menghilangkan dan mengabaikan emosi. Hal yang harus diingat adalah
jangan biasakan menekan emosi. Orang yang mengabaikan semua perasaannya akan
kehilangan kenikmatan yang ia peroleh dari emosi dan tidak dapat berhubungan
dengan baik dengan orang lain karena mereka tidak dapat mempergunakan emosinya
terhadap orang lain.
Kelima, berpikir
sehat. Juga harus dipahami bahwa cara berpikir juga menolong kita mempergunakan
emosi dengan baik. Para psikolog dan psikiater mengatakan bahwa arti yang kita
berikan kepada kejadian sangat mempengaruhi perasaan kita. Mereka sudah
membuktikan bahwa rasa yang tidak enak sering berasal dari penafsiran yang
keliru mengenai hidup kita atau salah pengertian terhadap sikap ornag lain
kepada kita. Seorang dokter bernama Aaron Beck mengatakan pikiran yang menimulkan
emosi dan kita dapat mempergunakan emosi kita dengan lebih baik kalau kita
berpikir lebih baik.
Keenam, focus pada
keinginan atau tujuan utama. Sebelum kita menanggapi secara emosional, rumuskan
tujuan kita terlebih dahulu. Emosi-emosi yang kuat memberitahukan kepada kita
bahwa ada sebuah keinginan yang mungkin tidak terpenuhi dan emosi-emosi itu
memaksa kita untuk memnuhi keinginan-keinginan itu sekarang. Kenali tujuan
kita. Ketika kita sudah mempunyai tujuan yang jelas di dalam pikiran kita, maka
akan menjadi lebih mudah bagi kita untuk memilih strategi yang tepat untuk
mengatasi emosi-emosi yang kita alami.
Ketujuh, mengembangkan
empati. Mengembangkan empati dapat membantu mengelola emosi untuk kelancaran
hubungan dengan sesama dimana juga akan bermanfaat positif bagi diri sendiri. Orang
yang tidak bisa mengatur emosinya terhadap orang lain, maka ia tidak akan
memiliki hubungan yang baik bahkan dijauhi oleh sesama.
Kedelapan, meningkatkan
emosi positif. Untuk mengurangi pengaruh emosi negative, maka seseorang bisa
menigkatkan emosi-emosi positifnya. Meningkatkan emosi positif bisa dilakukan
dengan membangun pengalaman positif. Seseorang harus mengingat
kejadian-kejadian baik yang pernah ia alami. Selain itu, juga bisa dengan
memperbaiki hubungan dengan orang lain.
sumber:
Anhari, M. 2014. Creative Salesman: Tips Menjadi Salesman No. 1. Yogyakarta: Kobis.
No comments:
Post a Comment
Kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun blog kami. Dilarang SARA dan kata-kata yang tidak pantas :)