Pendekatan Sistem Pembelajaran
Mengapa kita
perlu memandang pembelajaran sebagai sebuah sistem? Memandang aktivitas
pembelajaran sebagai sebuah sistem dikenal istilah system approach atau pendekatan sistem. Melalui pendekatan sistem,
kita dapat memahami proses pembelajaran sebagai suatu hal yang perlu dirancang
secara sistematik dan sistemik. Istilah pendekatan sistem sendiri dapat
diartikan sebagai sebuah proses yang logis dan berulang yang dapat digunakan
untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu program pembelajaran. (Dick &
Carey, 2005, p. 367).
Dick
dkk. Juga berpandangan bahwa pendekatan sistem adalah sebuah prosedur yang
digunakan oleh perancang desain sistem pembelajaran untuk menciptakan sebuah
pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam menggunakan pendekatan sistem,
setiap langkah dilakukan harus memeroleh input dari langkah sebelumnya. Dengan menerapkan
pendekatan sistem, kita dapat melakukan langkah atau proses secara sistemik dan
sistematik.
Cara
sistemik adlah cara pandang yang menganggap sebuah sistem sebagai suatu
kesatuan yang utuh dengan komponen-komponen ang berinterfungsi. Istilah sistematik
merujuk kepada suatu upaya melakukan tindakan secara terarah dan langkah demi
langkah untuk mencapai suatu tujuan yang telah digariskan.
Implementasi
pendektan sistem telah memungkinkan perancang sistem pembelajaran melakukan
proses evaluasi untuk memeroleh umpan balik. Umpan balik sangat diperlukan
untuk revisi dan koreksi terhadap penyelenggaraan sistem pembelajaran.
Dick,
dkk. (2005) mengemukakan dua keuntungan yang akan diperoleh perancang dalam
mendesain sebuah aktivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Pertama, melalui pendekatan sistem,
perancang akan berfokus atau memusatkan perhatian pada tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Setiap langkah yang dilakukan dalam sebuah sistem akan diarahkan
pada upaya untuk mencapai tujuan.
Kedua, dengan menerapkan pendekatan
sistem, perancang sistem pembelajaran akan mampu melihat keterkaitan
antarsub-sistem atau komponen dalam sebuah sistem. Melalui mekanisme umpan
balik, perancang desain sistem pembelajaran dapat melakukan revisi yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja.
Contoh lain
yang mudah dipahami untuk melakukan analogi terhadap konsep sistem adalah
sekolah. Sebuah sekolah dapat dianggap sebagai suatu sistem dengan
komponen-komponen yang saling berinteraksi. Komponen-komponen yang terdapat di
dalam sebuah sekolah meliputi guru, siswa, kurikulum,tujuan, metode, media,
strategi, evaluasi pembelajaran, tenaga, dan fasilitas pendukung.
Sekolah melakukan
sebuah proses pendidikan dan pembelajaran yang mengubah siswa agar memiliki
kompetensi sesuai dengan yang diharapkan. Sekolah memeroleh input dari lingkungan dan menghasilkan output yang dikembalikan kepada
lingkungan atau masyarakat.
Lingkungan sekolah
berperan sebagai pengawas yang memberikan umpan balik atau feedback tentang kualitas output
yang dihasilkan. Apabila output yang
dihasilkan tidak sesaui dengan harapan maka sekolah perlu meningkatkan kualitas
proses pendidikan dan pembelajaran yang berlangsung di dalamnya. Mekanisme kerja
sekolah sebagai suatu sistem dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
Input dari sekolah sebagai suatu sistem
adalah sumber daya yang meliputi siswa, anggaran, guru, dan fasilitas yang akan
ditransformasikan menjadi output yaitu
lulusan yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan lingkungan. Proses yang
berlangsung di sekolah adalah proses pembelajaran yang dapat memfasilitasi
siswa agar memiliki kompetensi yang diharapkan.