Kurikulum dan Proses Pembelajaran
Kurikulum 2013 |
Kurikulum
dalam proses pembelajaran adalah dua muka mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Dalam pepatah seperti gula dengan rasa manisnya dan garam dapur
dengan rasa asinnya. Hilang makna gula jika tidak manis dan hilang makna garam
dapur tanpa rasa asin. Kurikulum tidak bermakna apapun jika tidak dilaksanakan
proses pembelajarannya dan sebaliknya tidak akan dikatakan sebagai proses
pembelajaran yang terencana tanpa ada kurikulumnya. Pembelajaran adalah bentuk
implementasi dari kurikulum. Kurikulum adalah pedoman untuk memberi arah dan
tujuan pendidikan, berisi materi yang akan diberikan.
Hubungan
antara kurikulum dan pembelajaran dinyatakan Oliva (1992) sebagai berikut: “We may simplisticaly view curriculum as that
which is taught and instruction as the means used to teach that which is
taught. Even more simply, curriculum can be conceived as the “what” and
instruction as the “how”. We may think of the curriculum as a program, a plan,
content, and the learning experiences, where as we may chracterize instruction
as methods, the teaching act, implementation, and presentation.
Selanjutnya
Oliva mengajukan model keterkaitan antara kurikulum dan pembelajaran, yaitu
ada:
a.
Model dualistik (the dualistic model) yaitu model yang berjalan masing-masing.
b.
Model berkaitan (the interlocking model) yaitu model yang memiliki hubungan walaupun
dalam lingkup yang masih terbatas.
c.
Model konsentris (the concentric model) yaitu model yang menjelaskan bahwa pengajaran
bagian dari kurikulum dan sebaliknya kurikulum bagian dari pengajaran.
d.
Model siklus (the cyclical model) yaitu model berputar. Kurikulum dan
pembelajaran keduanya saling berpengaruh, apa yang diputuskan dalam kurikulum
memengaruhi sistem pembelajaran dan sebaliknya pembelajaran berpengaruh
terhadap kebijakan kurikulum di masa yang akan datang.
Menurut penulis, model dualistik
menyalahi prinsip “dua sisi mata uang” kurikulum dan pembelajaran. Namun dalam
banyak hal model ini banyak dipilih ketika organisasi kurikulum dibangun dengan
model desentralisasi. Pihak pemerintah pusat hanya menetapkan tujuan dan atau
kompetensi dasar sedangkan praktik pembelajaran sepenuhnya hasil kreasi guru. Model
yang lain masih dapat diterima walaupun yang paling ideal barangkali model
konsentris dan model siklus. Kurikulum 2013 memiliki gagasan yang ideal yaitu
model terkait dan model konsentris, yaitu merekomendasikan agar pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik untuk mengembangkan semua potensi peserta
didik yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penulis melihat model siklus
pada Kurikulum 2013 akan muncul ketika hasil pembelajaran dijadikan feedback untuk perbaikan kurikulum dan
perbaikan kurikulum berdasarkan pada analisis dan evaluasi keberhasilan pembelajaran.
sumber:
Yani, A. 2014. MINDSET KURIKULUM 2013. Bandung:
Alfabeta.
No comments:
Post a Comment
Kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun blog kami. Dilarang SARA dan kata-kata yang tidak pantas :)