Langkah dan Aspek Studi Kelayakan Bisnis
A.
Langkah-langkah Studi
Kelayakan Bisnis
Studi
Kelayakan Bisnis merupakan metode ilmiah. Salah satu syarat metode ilmiah
adalah sistematis. Penyusunan studi kelayakan bisnis sebagai salah satu metode
ilmiah pada umumnya meliputi beberapa langkah kegiatan, yang secara umum dapat
dilihat pada gambar 1.2.
Keterangan:
a.
Penemuan ide bisnis
Tahap penemuan ide merupakan tahap seseorang menemukan
sebuah ide bisnis. Ide bisnis muncul karena peluang bisnis yang dipandang
memiliki prospek yang baik terlihat. Penemuan ide bisnis ini dapat bersumber
dari bacaan, hasil pengamatan, informasi dari orang lain, media masa, maupun
berdasarkan pengalaman.
b.
Melakukan studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran
umum peluang bisnis dari ide bisnis yang akan dijalankan, termasuk di dalamnya
prospek dan kendala yang dapat muncul
dari bisnis yang akan dilakukan. Jika berdasarkan studi pendahuluan suatu ide
bisnis yang akan dijalankan memiliki kendala yang besar dan kurang prospek maka
penyusunan studi kelayakan yang lebih mendalam tidak perlu dilakukan.
Sebaliknya, jika berdasarkan studi pendahuluan sebuah ide bisnis memiliki
prospek yang baik dan pelaku bisnis memiliki keyakinan untuk mengatasi kendala
yang mungkin muncul maka proses dilanjutkan dengan tahap berikutnya.
c.
Membuat desain studi kelayakan
Setelah gambaran umum tentang peluang bisnis dari ide
bisnis yang akan dijalankan diperoleh, langkah selanjutnya adalah membuat
desain studi kelayakan yang meliputi penentuan aspek-aspek yang akan diteliti,
responden, teknik pengumpulan data, penyusunan kuesioner, alat analisis data,
penyusunan anggaran untuk melakukan studi kelayakan, sampai dengan penentuan
desain laporan akhir.
a.
Pengumpulan data
Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, maupun kuesioner,
sedangkan sumber data dapat berupa data primer maupun data sekunder.
Pengumpulan data seringkali merupakan pekerjaan yang paling memerlukan waktu
dan biaya yang besar untuk penyusunan studi kelayakan bisnis sehingga proses
pengumpulan data harus didesain sebaik mungkin.
b.
Analisis dan interprestasi
data
Analisis data dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
kualitatif dilakukan jika data yang dikumpulkan berupa data kualitatif (judgement),
sedangkan analisis kuantitatif dilakukan jika data yang dikumpulkan berupa
data kuantitatif.
c.
Menarik kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan didasarkn pada
hasil analisis data untuk memutuskan suatu ide bisnis layak atau tidak layak
berdasarkan setiap aspek yang diteliti. Sedangkan rekomendasi memberikan arahan
petunjuk tentang tindak lanjut ide bisnis yang akan dijalankan serta memberikan
catatan-catatan jika ide bisnis tersebut akan dilaksanakan.
d.
Penyususnan laporan studi kelayakan bisnis
Format maupun desain
laporan akhir harus disesuaikan dengan pihak-pihak yang akan menggunakan studi
kelayakan bisnis. Selain itu, besarnya anggaran untuk menyusun studi kelayakan
bisnis juga harus dipertimbangkan.
Kegiatan penyusunan studi kelayakan bisnis tidak hanya dilakukan pada
saat ada ide untuk merintis bisnis yang benar-benar baru, tetapi studi
kelayakan bisnis juga diperlukan ketika pelaku bisnis akan melakukan hal-hal
berikut.
a.
Merintis usaha baru
Ketika seorang pelaku
bisnis akan merintis usaha baru, studi kelayakan bisnis dilakukan untuk
mengetahui apakah ide pengembangan bisnis layak atau tidak untuk dijalankan.
b.
Mengembangkan usaha yang sudah ada
Ketika seorang
pelaku bisnis akan mengembangkan usaha, studi kelayakan bisnis dilakukan untuk
mengetahui apakah ide pengembangan bisnis layak atau tidak untuk dijalankan.
c.
Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan.
Seringkali investor dan
pelaku bisnis dihadapkan pada masalah untuk menentukan pilihan jenis bisnis
atau investasi/proyek karena terbatasnya biaya untuk investasi. Agar pilihan
investasi dapat optimal maka diperlukan adanya studi kelayakan bisnis untuk
menentukan pilihan dari berbagai alternatif investasi yang ada.
B.
Aspek-aspek Studi
Kelayakan Bisnis
Untuk memperoleh kesimpulan yang kuat tentang dijalankan atau tidaknya
sebuah ide bisnis, studi kelayakan bisnis yang mendalam perlu dilakukan pada
beberapa aspek kelayakan bisnis yaitu:
e.
Aspek hukum
Aspek hukum menganalisis
kemampuan pelaku bisnis dalam memenuhi ketentuan hukum dan perizinan yang
diperlukan untuk menjalankan bisnis diwilayah tertentu.
f.
Aspek lingkungan
Aspek lingkungan
menganalisis kesesuaian lingkungan sekitar (baik lingkungan operasional,
lingkungan dekat, dan lingkungan jauh) dengan ide bisnis yang alan dijalankan.
Dalam aspek ini dampak bisnis bagi lingkungan juga dianalisis.
g.
Aspek pasar dan pemasaran
Aspek pasar menganalisis
potensi pasar, intensitas persaingan, market
share yang dapat dicapai, serta menganalisis strategi pemasaran yang dapat
dugunakan untuk mencapai market share yang
diharapkan.
h.
Aspek teknis dan teknologi
Aspek teknis
menganalisis kesiapan teknis dan ketersediaan teknologi yang dibutuhkan untuk
menjalankan bisnis.
i.
Aspek manajemen dan sumber daya manusia
Aspek manajemen dan sumber
daya manusia menganalisis tahap-tahap pelaksanaan bisnis dan kesiapan tenaga
kerja, baik tenaga kerja kasar maupun tenaga kerja terampil yang diperlukan
untuk menjalankan bisnis.
j.
Aspek keuangan
Aspek keuangan
menganalisis besrnya biaya investasi dan modal kerja serta tingkat pengembalian
investasi dari bisnis yang akan dijalankan.
Analisis aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis memiliki keterkaitan
antara aspek yang satu dengan aspek yang lain. Oleh karena itu, kesalahan atau
ketidakcermatan pada satu aspek akan berpengaruh terhadap analisis studi.
Gambar 1.3 Keterkaitan antaraspek
dalam studi kelayakan bisnis (sumber: Dikembangkan dari Supriadi, 2008)
Berdasarkan
gambar tersebut aspek pasar dan pemasaran memiliki keterkaitan dengan nilai
proyeksi penjualan, sedangkan
aspek hukum, lingkungan, teknis dan teknologis, dan aspek manajemen dan sumber daya
manusia memiliki keterkaitan dengan proyeksi biaya pada laporan laba rugi
perusahaan. Proyeksi penjualan dikurangi dengan proyeksi biaya akan
menghasilkan proyeksi laba/rugi. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat
bersumber dari utang dan modal sendiri sehingga besarnya biaya akan berpengaruh
pada sisi pasiva dalam proyeksi neraca perusahaan.
Proyeksi penjualan akan berkaitan
dengan proyeksi kas masuk, sedangkan proyeksi biaya akan berkaitan dengan
proyeksi kas keluar. Proyeksi aliran kas msuk dikurangi proyeksi aliran kas
keluar akan menghasilkan proyeksi aliran kas bersih. Aliran kas bersih inilah
yang digunakan untuk melakukan analisis kelayakan pada aspek keuangan.
Sumber:
Materi dari Jonet Ariyanto Nugroho, S.E., M.M.