• About
  • Contact
  • Submit Article

Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi

 on Tuesday, November 1, 2016  

Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi

 

Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi - Guru A jengkel sekali karena tenaga hampir habis terkuras, waktu banyak digunakan dan suara pun hampir hilang dari tenggorokan tetapi siswa-siswanya tak tak juga mengerti apa yang diterangkannya. Lalu ia pun bertanya siapa sebenarnya yang bodoh, dia ataukah siswa-siswa. Waktu ditanyakan satu pertanyaan sederhana dari 40 orang siswanya hanya dua yang benar separuhnya kurang tepat menjawab, sedang sisanya salah sama sekali. Mereka menjawab yang bukan-bukan. Jika si guru mempertanyakan siapa yang bodoh masih lebih baik daripada telah memutuskan bahwa siswa-siswanya sebagai anak-anak yang bodoh.
            
Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi
Proses Komunikasi Copyright Kuingin Baca
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media, dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau guru.
                Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata lisan ataupun tertulis) maupun simbol non verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi itu disebut encoding. Selanjutnya penerima pesan (bisa siswa, peserta latihan ataupun guru dan pelatihnya sendiri) menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut disebut decoding.
                Adakalanya penafsiran trsbut brhasil, adakalanya tidak. Penafsiran yang gagal atau kurang berhasil brarti kegagalan atau kekurangberhasilan dalam mmahami apa-apa yang didngar, dibaca, atau dilihat dan diamatinya.
Terlepas dari siapa yang bodoh dan siapa yang pintar, kadaan inilah yang terjadi pada kasus Guru A. Siswa-sisanya tidak atau kurang berhasil mengencode pesan-psan yang disampaikan olehnya.
Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi. Penghambat tersebut biasa diknal dengan istilah barriers atau noises.
Kita kenal adanya hambatan psikologis, seprti minat, sikap, pndapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan, dan hambatan fisik, sperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh. Siswa yang senang terhadap mata pelajaran, topik serta gurunya tntu lain hasil belajarnya dibandingkan dengan yang benci atau tak menyukai semua itu.
Anda jangan terlalu banyak berharap dari siswa yang lagi sakit karena pesan-pesan yang anda sampaikan padanya akan terhambat karenanya. Anda juga jangan berharap pada siswa yang sehat sekalipun untuk mengamati kehidupan sel binatang satu sel dengan mata telanjang.
Dua jenis hambatan yang lain adalah hambatan kultural seperti perbedaan adat-istiadat,norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan; dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan situasi dan konsdisi keadaan sekitar. Proses belajar mengajar di tempat yang tenang, sejuk, dan nyaman tentu akan berbeda proses yang dilakukan di kelas yang bising, panas, dan berjubel. Perbedaan adat-istiadat, norma sosial dan kepercayaan kadang-kadang bisa menjadi sumber salah paham. Karena adanya berbagai jenis hambatan tersebut baik dalam diri guru maupun siswa, baik saktu mengencode pesan maupun mendecodenya, proses komunikasi belajar mengajar sering kali berlangsung secara tidak efektif dan efisien.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya beljar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak atu dan lain-lain dapat dibantu daitasi dengan pemanfaatan media pendidikan.
sumber:
Sadiman, A. S. 2011. Media Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada dan Pustekkom Dibud.

Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi 4.5 5 Kuingin Baca Tuesday, November 1, 2016 Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi   Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi - Guru A jengkel sekali karena t...


Kuingin Baca