Teori Motivasi dalam Kewirausahaan - Dalam berwirausaha kita memerlukan motivasi untuk merangsangkita supaya lebih giat dalam menjalankan usaha. Motivasi ini ada teorinya yang saya ambil dari buku referensi, berikut teori-teori motivasi dalam kewirausahaan tersebut.
Teori motivasi diklasifikasikan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
a.
Teori-Teori Petunjuk (Prespective Theories)
Teori-teori petunjuk mengemukakan bagaimana memotivasi karyawan, teori
ini berdasarkan atas pengalaman coba-coba.
b.
Teori-Teori Isi (Content Theories)
Teori-teori isi disebut juga teori kebutuhan (need theories) adalah berkenaan dengan pertanyaan apa
penyebab-penyebab perilaku dimulai dan berhenti. Hal ini berpangkal pada:
1)
Kebutuhan-kebutuhan, motif-motif, atau dorongan-dorongan
yang mendorong, menekan, memacu, dan menguatkan karyawan untuk melakukan
kegiatan tersebut.
2)
Hubungan karyawan dengan faktor eksternal
(insentif) yang menyarankan menyebabkan, mendorong, dan memengaruhi seseorang
melaksanakan suatu kegiatan.
Teori ini dikenal Antara lain
dari:
1)
Hierarki kebutuhan Abraham H. Moslow.
2)
Frederick Herzberg dengan teori motivasi
pemeliharaan higienis.
3)
Teori prestasi dari penulis dan peneliti David
McClelland, Atkinson.
c.
Teori Proses (Process Theories)
Teori proses berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan
atau menjelaskan dari motivasi. Yang termasuk dalam kategori Teori Proses ini
adalah:
1)
Teori Penghargaan (Expectasy Theory)
Di mana individu akan melaksanakan tugas dengan baik sehingga berprestasi
apabila mereka melihat adanya:
(a)
Adanya suatu kemungkinan yang tinggi bila
usaha-usaha mereka dilakukan akan mengarah ke prestasi tinggi.
(b)
Adanya probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi
akan mengarah kepada hasil-hasil yang menguntungkan.
(c)
Hasil-hasil tersebut akan menjadi posisi yang
seimbang sebagai penarik efektif bagi mereka.
Contohnya bila seorang karyawan diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan
pada waktu yang ditentukan dan kemudian akan memperoleh penghargaan maka ia
akan termotivasi untuk memnuhi persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya
agar mereka memperoleh penghargaan tersebut.
2)
Teori Pembentukan Perilaku (Operant Conditioning)
Teori ini dikemukakan oleh B. F. Skinner dan dikenal dengan istilah lain behavior modification, positive reinforcement, skinner conditioning.
Menggunakan pendekatan lain terhadap motivasi akan mempengaruhi dan merubah
perilaku kerja. Konsep dasar adalah sebagai berikut: apabila suatu perilaku
diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan (reinforcement) maka perilaku tersebut akan diulang, sebaliknya bila
perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi hukuman maka perilaku
tersebut cenderung tidak diulang. Dan perilaku di masa yang akan datang
mendapat pelajaran atas dasar pengalaman tersebut. Proses pembentukan perilaku
secara sederhana sebagai berikut:
Rangsangan ⇾ Tanggapan ⇾ Konsukensi ⇢ Tanggapan (Stimulus) ⇾ Perilaku ⇾
Konsukensi ⇾ Waktu y.a.d.
Contohnya bila si A datang tepat waktu diberi penghargaan (sebagai
konsukuensi) dan si B sering terlambat diberi hukuman (celaan), diharapkan
belajar dari pengalaman tersebut si B mengubah perilaku. Namun dari hasil
penelitian yang paling memberikan pengaruh dan dapat merubah perilaku adalah
pemberian hadiah/reward daripada
pemberian hukuman/punishment.
3)
Teori Porter-Lowler
Model Porter-Lowler adalah memberi penghargaan dari
motivasi dengan versi “orientasi masa mendatang dan menekankan antisipasi
tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil”. Usaha dijalankan atas dasar harapan di
masa yang akan datang bukan pengalaman biasa yang lalu. Dengan demikian
prestasi dapat dicapai penghargaan pun juga akan diterima, kepuasan terjadi dan
ini mengarahkan ke usaha di masa yang akan datang.
Dari pendapat para ahli dapay dinyatakan bahwa motivasi
bukan saja sekedar teknik melainkan filosofi atau pandangan hidup yang dibentuk
berdasarkan kebutuhan atau keinginan individu atau karyawan. Maka mengunakan
motivasi secara bijaksana akan memperoleh antusias, inisiatif, kesetiaan,
penyerahan jiwa dan akal budinya yang mengakibatkan kuatnya motivasi
berprestasi dan diharapkan menghasilkan prestasi yang optimal. Atau dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa dengan mengembangkan mental kewirausahaan melalui
pengembangan motivasi berprestasi maka akan menghasilkan manusia potensial dan
produktif secara tangguh dalam berusaha mencapai tujuan yang diharapkan.
No comments:
Post a Comment
Kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun blog kami. Dilarang SARA dan kata-kata yang tidak pantas :)