Memonitor Proses Pemasaran - Kontrol pemasaran
adalah sebuah sistem peringatan dini (early
warning system). Setelah rencana pemasaran diimplementasikan banyak
kejutan-kejutan mungkin terjadi yang mana membutuhkan penyesuaian-penyesuaian
suatu perubahan dalam pendanaan pemerintah federal, gempa bumi, keluarnya staf
pegawai, dan sebagainya. Sistem control pemasaran meliputi teknik-teknik untuk
menentukan kapan tujuan-tujuan rencana dipenuhi dan kapan membuat
penyesuaian-penyesuaian ketika tujuan-tujuan tersebut tidak terpenuhi.
Tabel berikut ini memperlihatkan tipe-tipe kontrol pemasaran. Setiap tipe
mempunyai tempatnya sendiri-sendiri dalam sebuah lembaga pendidikan. Annual plan control (kontrol rencana
tahunan) menunjukkan langkah-langkah yang diambil selama tahun tersebut untuk
memonitor dan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan kinerja dari rencana
tersebut. Financial control (kontrol
keuangan) terdiri dari usaha-usaha untuk menentukan pengaruh-pengaruh keuangan
actual dari program-program, pelayanan-pelayanan, segmen-segmen pasar, atau
lokasi-lokasi yang berbeda. Strategic
control (kontrol strategis) terdri dari suatu evaluasi sistematis mengenai
kinerja pemasaran lembaga dalam hubungannya dengan peluang-peluang pasarnya.
Kami menjelaskan masing-masing bentuk kontrol pemasaran dalam bagian berikut
ini.
Tipe Kontrol
|
Tanggungjawab Utama
|
Tujuan
|
Kontrol Pendekatan
|
I.
Kontrol Rencana Tahunan
|
·
Administrasi puncak
·
Manajemen menengah
|
Memeriksa apakah hasil-hasil yang direncanakan sedang dicapai
|
Performance Analysis. Market Share Analysis, bilitasMarketing
Expense Analysis to Performance Analysis, Market Attitude Tracking.
|
II.
Kontrol Penerimaan/Biaya
|
Pengontrol pemasaran
|
Memeriksa apakah organisasi tersebut menghasilkan laba atau rugi
|
Profitabiitas oleh:
·
Program atau Pelayanan
·
Lokasi
·
Segmen Pasar
|
III.
Kontrol Strategis
|
·
Administrasi Puncak
·
Auditor Pemasaran
|
Memeriksa apakah organisasi tersebut sedang mengejar eluang-peluang
terbaik
|
Audit Pemasaran
|
a.
Kontrol Rencana Tahunan
Kontrol rencana tahunan atau annual plan control dirancang untuk
memonitor pengaruh-pengaruh dari pelaksanaan rencana tahunan. Empat langkah
dari kontrol tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. Pertama, berbagai macam
administrator, dekan, kepala-kepala departemen, direktur penerimaan siswa baru,
dan sebagainya menentukan sasaran-sasaran yang didefinisikan dengan baik untuk
selama masing-masing bulan, kuartal, tahun akademis, atau periode-periode
lainnya selama tahun rencana tersebut. Kedua, teknik-teknik pemonitoran dan
titik-titik pemeriksaan ditetapkan untuk melacak pencapaian sasaran-sasaran. Ketiga,
para administrator berusaha untuk mendiagnosa penyebab-penyebab dari
penyimpangan serius dalam kinerja. Keempat, administrator memilih tindakan
tindakan-tindakan koreksi yang mereka harapakan akan menutup jurang pemisah antara
sasaran dan kinerja. System ini adalah sebuah contoh management by objectives.
Empat alat kontrol utama yang umumnya
digunakan: Performance analysis, Market
Share analysis, Marketing Expense to Performance analysis, dan Market Attitude Tracking.
1)
Performance
Analysis
Performance analysis
adalah pengukuran dan evaluasi kinerja aktual yang diukur dengan jumlah siswa,
penerimaan dari uang kuliah, dan/atau donasi-donasi yang berhubungan dengan
sasaran-sasaran kinerja. Jadi, direktur penerimaan siswa baru akan
membandingkan jumlah actual siswa baru yang terdaftar dengan jumlah yang
diharapkan dan direktur pengembangan dapat membandingkan banyaknya siswa dan
jumlah donasi yang diterima dengan tujuan-tujuan penggalangan dana menurut tipe
donor (alumnus, orang tua, siswa, dan semacamnya), besarnya sumbangan, dan
sebagainya. Jika alumni yang memberikan donasi terlalu sedikit, jika
kategori-kategori alumni kurang terwakili, atau jia jumlah sumbangan rata-rata
dalam kategori tertentu adalah berkurang dari tahun-tahun sebelumnya maka
penyebab-penyebabnya harus diteliti dengan cermat dan tindakan-tindakan koreksi
diambil.
2)
Market Share
Analysis
Lembaga harus meninjau secara periodic apakah mereka
mengalami kemunduran berkaitan dengan persaingan. Misalnya, sebuah sekolah
swasta menjumpai pelamar tumbuh 5 persen per tahun sementara pelamar di
pesaingnya telah meningkat sebesar 15 persen. Market Share adalah indicator yang jauh lebih baik untuk
keefektifan pemasaran, namun market share
harus digunakan secara berhati-hati. Lembaga tersebut harus mengidentifikasi
pesaing yang sebenarnya. Universitas Height misalnya, seharusnya tidak mengukur
jumlah mahasiswa barunya terhadap universitas negeri yang besar atau
universitas swasta elit. Bahkan universitas tesebut harus membandingkan jumlah
mahasiswa barunya dengan lembaga lain dimana para pelamarnya juga melamar ke
lembaga tersebut. Sebuah pesaing yang terdekat adalah lembaga lain dimana siswa
yang melamar ke Universitas Heights memandang lembaga tersebut sebagai
sama-sama diinginkan.
3)
Marketing Expense
to Performance Analysis
Kontrol rencana tahunan juga harus mengevaluasi berbagai
macam pengeluaran pemasaran sebagai suatu perbandingan ke kinerja (biasanya
diukur dengan penerimaan) untuk memasukkan bahwa lembaga tersebut tidak
membelanjakan terlalu banyak untuk mencapai sasaran-sasarannya. Sebuah lembaga
pendidikan mungkin perlu untuk menelusuri perbandingan atau rasio Antara pengeluaran
pemasaran untuk pendaftaran (penerimaan siswa baru) dengan jumlah siswanya, dan
rasio Antara pengeluaran untuk penggalangan dana dengan sumbangan-sumbangan
yang diterima. Di samping melacak pengeluaran-pengeluaran, lembaga tersebut
harus mengawasi rasio-rasio lainnya yang membandingkan usaha-usaha dengan hasil-hasilnya.
Misalnya, seorang direktur pengembangan yang berpengalaman bisa memeriksa
rasio-rasio berikut ini secara berkala: penerimaan per penggalang dana, jumlah
kontak (hubungan) per penggalang dana per periode, persentase dari contributor potensial
yang dihubungi, dan persentase donor-donor berulang.
4)
Market Attitude
Tracking
Lembaga-lembaga secara periodis harus memeriksa sikap-sikap
klien terhadap lembaga tersebut. Erosi sikap-sikap dapat mengkontribusi pada
penurunan di kemudian hari dalam hal jumlah siswa dan donasi-donasi. Para siswa
bisa drop out atau mengecilkan hati
para pelamar potensial, donor-donor mungkin mengurangi besar atau frekuensi
sumbangannya bahkan berhenti memberi sumbangan dan program-program akademis
tertentu mungkin ditinggalkan oleh mayoritas mahasiswa yang tidak puas. Dengan mengetahui
perubahan sikap-sikap tersebut sejak dini dapat menuntun ke perubahan-perubahan
untuk pencegahan. Sikap-sikap pasar dapat diukur melalui kotak keluhan dan
anjuran, panel-panel konsumen, dan survey-survei kepuasan konsumen.
b.
Kontrol Penerimaan Biaya
Di samping kontrol rencana tahunan,
lembaga-lembaga secara periodik dapat menentukan pengembalian atau penerimaan
keuangan actual untuk berbagai macam program mereka, kelompok-kelompok
konsumennya, teritorialnya, atau lokasi-lokasinya. Revenue Cost Analysis membutuhkan pengindentifikasian semua
penerimaan yang dihasilkan oleh sebuah unit tertentu (departemen, program,
kantor) atau pelayanan tertentu dan semua biaya yang berhubungan dengannya,
kemudian membandingkan penerimaan-penerimaan dan biaya-biayanya untuk
menentukan status keuangan unit tersebut. Untuk lembaga-lemabag pendidikan
kecil yang hanya mempunyai satu atau dua program tugas ini bisa langsung
dilakukan. Tetapi memisahkan penerimaan-penerimaan dan biaya-biaya sebuah career center yang sangat efektif bisa
menarik lebih banyak siswa yang pandai ke perguruan tinggi tersebut, sehingga
penerimaan penerimaan dari uang kuliah meningkat dan bisa menarik lebih banyak
donasi dari perusahaan-perusahaan yang memperkerjakan siswa pergururuan tinggi
tersebut. Di samping itu, penempatan biaya-biaya overhead ke program-program adalah agak bebas.
Analisis penerimaan biaya dapat digunakan
untuk menyediakan informasi-informasi mengenai profitabilitas relative dan
berbagai macam program, pelayanan, cabang-cabang, dan kesatuan-kesatuan
pemasaran lainnya. Namun ini tidak menunjukkan bahwa kesatuan pemasaran yang “tidak
profitable” harus dibubarkan atau hal ini tidak mengukur kemungkinan perbaikan
profit jika unit-unit margin diturunkan. Lembaga tersebut harus
mempertimbangkan apakah masing kesatuan akan diharapkan untuk menyesuaikan
penerimaan-penerimaan dan biaya-biayanya.
Presiden dari akademi pendidikan yang
dihormati memprotes suatu rekomendasi bahwa masing-masing unit dari perguruan
tinggi tersebut harus mandiri secara ekonomi: “Perpustakaan tidak membiayai
dirinya sendiri, tetapi kita harus mempunyai sebuah perpustakaan!” sebuah
akademi bisnis mungkin membenarkan pelaksanaan kursus-kursus pendidikan yang
berkelanjutan untuk orang-orang bisnis lapangan dengan dasar bahwa ini
mendorong donasi, memperbaik prospek-prospek pekerjaan untuk lulusan akademi
tersebut atau menyediakan suatu pelayanan kepada masyarakat, bahkan jika
penerimaan dari kursus semacam itu tidak banyak mengkontribusi terhadap overhead.
Sebagian besar lembaga pendidikan
mempunyai beberapa program yang diharapkan membiayai sendiri atau bahkan
menghasilkan surplus. Untuk lembaga-lembaga swasta, pendidikan yang
berkelanjutan biasanya ditujukan sebagai penghasil profit. Departemen-departemen
akademis, sebaliknya seringkali dipandang sebagai bagian dari sebuah
portofolio. Departemen-departemen klasik bahkan mungkin impas atau rugi uang,
sementara akademi bisnis akan menghasilkan profit. Dengan mengabaikan apakah
kesatuan tersebut diharapkan menghasilkan profit, perbandingan-perbandingan
penerimaan dan biaya dapat mendorong pemikiran mengenai cara-cara yang mungkin
untuk memperbaiki penerimaan dan mengurangi biaya-biaya di kesatuan tersebut
sambil mempertahankan atau menambah kualitas dan fungsinya.
c.
Kontrol Strategis
Dari waktu ke waktu lembaga-lembaga harus
memeriksa secara kritis kinerja pemasaran mereka keseluruhannya. Pemasaran adalah
salah satu area utama dimana keusangan sasaran-sasaran, kebijakan-kebijakan,
strategi, dan program adalah sebuah kemungkinan yang terus-menerus. Audit pemasaran
adalah alat diagnostik utama untuk menilai operasi-operasi dan peluang-peluang
pemasaran lembaga tersebut.
Perencanaan pemasaran dan kontrol dapat
memandu operasi-operasi lembaga tersebut di pasar. Lembaga-lembaga pendidikan
mempunyai sistem-sistem perencanaan dengan berbagai macam tingkat kerumitan
dari sistem penganggaran yang sederhana sampai sistem-sistem perencanaan jangka
panjang formal. Meskipun para perencana pendidikan seringkali menolak
perencanaan formal, sistem perencanaan formal yang rumit dapat mengkontribusi
pada keefektifan lembaga.
Lembaga-lembaga pendidikan harus
melaksanakan perencanaan strategisnya dan perencanaan pemasaran taktis. Perencanaan
strategis terdiri dari beberapa langkah yang bisa dilaksanakan untuk unit-unit
lembaga juga untuk lembaga tersebut sebagai suatu keseluruhan. Yang pertama
adalah analisis lingkungan, dimana lembaga tersebut memeriksa lingkungan internalnya,
pasar-pasar, public, pesaing, dan lingkungan makro. Ancaman-ancaman dan
peluang-peluang diidentifikasikan sehingga lembaga tersebut dapat mempersiapkan
rencana-rencana kemungkinan dan memonitor trend-trend. Lembaga tersebut kemudian
memeriksa kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan utamanya dalam personil,
dana, fasilitas, sistem, dan sumber-sumber lainnya. Dalam langkah perumusan
tujuan, lembaga tersebut meninjau dan me revisi misi dasarnya dan merumuskan
tujuan-tujuan utamanya serta sasaran-sasaran spesifiknya yang dapat diukur.
Perumusan strategi membutuhkan
penganalisaan portofolio program-program yang ada di lembaga tersebut untuk
menentukan mana yang harus dibangun, diertahankan, atau dibubarkan. Strategi yang
dihasilkan meliputi keputusan-keputusan mengenai program-program sekarang dan
masa depan dalam lembaga tersebut dan mengenai perubahan-perubahan yang
dibutuhkan dalam struktur, karyawan, dan budaya di lembaga tersebut. Terakhir,
lembaga tersebut memeriksa sistem-sistem informasi, perencanaannya, dan kontrol
untuk memastikan bahwa sistem-sistem tersebut memadai untuk melaksanakan
strategi secara berhasil.
Perencanaan pemasaran taktis adalah proses
penyusunan rencana-rencana spesifik yang akan mengimplmentasikan strategi
keseluruhannya. Rencana pemasaran taktis membuat bagian-bagian berikut:
ringkasan pelaksanaan, analisis situasi, tujuan dan sasaran, strategi
pemasaran, program tindakan, anggaran, dan kontrol. Bagian strategi pemasaran
pada rencana tersebut mendefinisiskan pasar-pasar target, campuran pemasaran,
dan pengeluaran pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran
pemasaran.
Kontorl pemasaran adalah sebuah bagian
yang hakiki pada perencanaan pemasran. Lembaga-lembaga dapat menggunakan tiga
tipe kontrol pemasaran. Annual Plan Control
terdiri dari pemonitoran kinerja pemasaran sekarang untuk memastikan bahwa
tujuan-tujuan tahunan sedang dicapai. Alat-alat utama tersebut adalah performance analysis, market share analysis,
marketing expense to performance analysis, dan market attitude analysis. Jika kinerja yang buruk dideteksi,
lembaga tersebut dapat mengambil tindakan-tindakan koreksi. Kontrol penerimaan atau
biaya terdiri dari penentuan laba atau rugi untuk berbagai macam program. Kelompok-kelompok
konsumen, territorial-teriotial, atau lokasi-lokasi. Analisis penerimaan atau
biaya tidak menunjukkan apakah suatu kesatuan harus didukung atau dihapuskan. Kontrol
strategis terdiri dari memastikan bahwa sasaran-sasaran, strategi-strategi, dan
sistem-sistem pemasaran lembaga tersebut diadaptasikan secara optimal ke
lingkungan pemasaran yang sekarang dan yang diperkirakan.
sumber:
Daryanto. 2011. Manajemen Pemasaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera
No comments:
Post a Comment
Kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun blog kami. Dilarang SARA dan kata-kata yang tidak pantas :)