Karakteristik Media Pembelajaran Tiga Dimensi - Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang
penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud
sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai
tiruan yang mewakili aslinya.
Benda asli ketika
akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa langsung ke kelas atau
siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di mana benda asli itu
berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak
mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada maka benda
tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
Media tiga dimensi
yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam penggunaan
dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat
sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar. Moedjiono
mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan:
memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara konkrit dan menghindari
verbalisme, dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara
kerjanya, dapay memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat
menunjukkan alur suatu proses secara jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahannya
adalah: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya
memerlukan ruang yang besar, dan perawatannya rumit.
A.
Belajar Benda Sebenarnya Melalui Widya Wisata
Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan
melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari
seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan belajar melalui widya wisata
adalah: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses belajar menjadi
lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk menyelididki, melatih seni
hidup bersama dan tanggungjawab bersama, menciptakan kepriadian yang komplit
bagi guru dan siswa, mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan
nyata. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: sulit dalam pengaturan waktu,
memerlukan biaya dan tanggungjawab ekstra, obyek wisata yang jarang memberikan
peluang yang tepat dengan tujuan belajar.
B.
Belajar Benda Sebenarnya Melalui Specimen.
Terrarium Sapi |
Terminologi benda sebenarnya digolongkan atas dua, yaitu
obyek dan benda contoh (specimen).
Obyek adalah semua benda yang masih dalam keadaan asli dan alami. Sedangkan specimen adalah benda-benda asli atau
sebagian benda asli tidak alami atau benda asli buatan, yaitu jenis benda asli
yang telah dimodifikasi bentuknya oleh manusia. Contoh-contoh specimen benda
yang masih hidup adalah: akuarium, terrarium, kebun binatang, kebun percobaan,
dan insectarium. Contoh-contoh specimen benda yang sudah mati adalah:
herbarium, teksidermi, awetan dalam botol, awetan dalam cairan plastik.
Contoh-contoh specimen benda yang tak hidup adalah: berbagai benda yang berasal
dari batuan dan mineral. Sekarang belajar melalui benda yang sebenarnya jarang
dilakukan. Ada beberapa alasan orang tidak mempelajari benda sebenarnya, yaitu:
bendanya sudah tidak ada lagi, kalaupun ada sangat sulit untuk dijangkau,
terlalu besar atau terlalu kecil, sangat berbahaya untuk dipelajari langsung,
tidak boleh dilihat, terlalu cepat atau terlalu lambat gerakannya.
C.
Belajar Melalui Media Tiruan.
Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar melalui
model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat dilakukan
melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya. Ada beberapa tujuan
belajar dengan menggunakan model, yaitu: mengatasi kesulitan yag muncul ketika
mempelajari obyek yang terlalu besar, untuk mempelajari obyek yang telah
menjadi sejarah di masa lampau, untuk mempelajari obyek-obyek yang tak terjangkau
secara fisik, untuk mempelajari obyek yang mudah dijangkau tetapi tidak
memberikan keterangan yang memadai (misalnya mata manusia, telinga manusia),
untuk mempelajari konstruksi-konstruksi yang abstrak, untuk memperlihatkan
proses dari obyek yang luas (misalnya proses peredaran planet-planet).
Keuntungan-keuntungan menggunakan model adalah: belajar dapat difokuskan pada
bagian yang penting-penting saja, dapat mempertunjukkan struktur dalam suatu
obyek, siswa memperoleh pengalaman yang konkrit. Ditinjau dari cara membuat,
bentuk dan tujuan penggunaan model dapat dibedakan atas: model perbandingan
(misal globe), model yang disederhanakan, model irisan, model susunan, model
terbuka, model utuh, model boneka, dan topeng.
D.
Peta Timbul.
Peta timbul yang secara fisik termasuk
model lapangan, adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan
bumi. Peta timbul memiliki ukuran panjang, lebar, dan dalam. Dengan melihat
peta timbul, siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak, tepi
pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, gunung berapi, lembah,
danau, sungai. Peta timbul dapat dibuat oleh guu bersama siswa sehingga dapat
memupuk rasa tanggung jawab bersama terhadap hasil karya bersama. Bahan yang
dapat dipakai membuat peta timbul adalah semen, tanah liat, serbuk gergaji,
bubur kertas karton.
Pemilihan bahan disesuaikan dengan
keprluan peta timbul yang ingin dibuat. Globe (model perbandingan), adalah
benda tiruan dari bentuk bumi yang diperkecil. Globe dapat memberikan
keterangan tentang permukaan bumi pada umumnya dan khususnya tentang lingkungan
bumi, aliran sungai, dan langit. Tujuan penggunaan globe adalah: menunjukkan
bentuk bumi yang sebenarnya dalam skala kecil, menunjukkan jarak pada suatu
titik tertentu, menunjukkan skala-skala tentang jarak pada lingkungan yang
luas. Ukuran globe yang paling umum adalah 8, 12, 16, 20, 24 inches. Globe untuk perseorangan cukup
berukuran 8 inches, sedangkan untuk kelas adalah 12 atau 16 inches.
E.
Boneka.
Marrionet (sumber: files2.coloribus.com) |
Boneka yang merupakan salah satu model perbandingan adalah
benda tiruan dari bentuk manusia dan/atau binatang. Sebagai media pendidikan,
dalam penggunaannya boneka dimainkan dalam bentuk sandiwara boneka. Penggunaan boneka
dalam pendidikan telah popular sejak tahun 1940-an di Amerika. Di Indonesia,
penggunaan boneka sudah lumrah, misalnya wayang golek (di Jawa Barat) digunakan
untuk memainkan cerita Mahabarata dan Ramayana. Macam-macam boneka dibedakan
atas: boneka jari (dimainkan dengan jari tangan), boneka tangan (satu tangan
memainkan satu boneka), boneka tongkat seperti wayang-wayangan, boneka tali
sering disebut marionette (cara menggerakkan melalui tali yang menghubungkan
kepala, tangan, dan kaki), boneka baying-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara mempertontonkan gerak baying-bayangnya.
Keuntungan menggunakan boneka adalah: efisien terhadap waktu, tempat, biaya,
dan persiapan; tidak memerlukan keterampilan yang rumit; dapat mengembangkan
imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira. Agar penggunaannya menjadi
efektif, maka harus memperhatikan hal-hal: merumuskan tujuan pengajaran secara
jelas, didahului dengan pembuatan naskahnya, lebih banyak mementingkan gerak
ketimbang verbal, dimainkan sekitar 10-15 diselingin dengan nyanyian, cerita
disesuaikan dengan umur anak, diikuti dengan tanya jawab, siswa diberi peluang
memainkannya.
sumber:
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
No comments:
Post a Comment
Kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun blog kami. Dilarang SARA dan kata-kata yang tidak pantas :)