Brain Based Learning
adalah pembelajaran yang diseleraskan dengan cara kerja alami otak dalam
belajar. Fokusnya adalah menyenangi dan menyukai belajar dan bukan berfokus
pada keterurutan dan keteraturan.
Brain Based Learning |
Menurut Renate dan Geoffrey Caine
(Making Connection, 1994), terdapat
dua belas pronsip Brain Based Learning.
1.
Belajar Melibatkan Proses Fisiologi (Learning engages the physiology).
Otak akan bekerja dengan baik bila tersedia proses fisiologi yang
mendukungnya. Proses belajar yang dilakukan otak akan ememngaruhi seluruh
bagian tubuh lainnya. Demikian juga proses bagian tubuh memengaruhi proses
belajar.
a.
Ketersediaan air minum. Dehidrasi dapat
mengurangi konsentrasi dan kemampuan intelektual. Bila tubuh kehilangan dua
persen cairan tubuhnya, akibatnya terjadi penurunan kinerja mental dan fisik
sampai dua puluh persen. Penyediaan air minum adalah penting bagi anak yang
berangkat ke sekolah. Aturan yang masih membolehkan tersedianya air minum di
kelas sangatlah membantu anak dalam meningkatkan gairah belajar.
b.
Terpenuhinya multivitamin bagi anak. Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa kecerdasan non verbal meningkat ketika anak diberikan
suplemen multivitamin dan mineral yang memadai. Minum multivitamin dapat
meningkatkan skor IQ anak sampai naik 25 poin. Vitamin B dan zat besi sangat
penting meningkatkan aktivitas otak. Kekurangan vitamin B mengakibatkan
konsentrasi dan ingatan buruk, kurang energy, insomnia, dan mudah marah.
c.
Terpenuhinya jenis lemak yang baik. Campuran
lemak seperti omega 3 dan omega 6 menjaga keseimbangan otak.
d.
Mineral lain. Sumber-sumber mineral penting
lainnya:
·
Boron,
yang terdapat pada kacang-kacangan, apel, brokoli, anggur, dan polong-polongan.
·
Choline,
yang terdaat pada kuning telur, sarden, hati, kacang-kacangan, dan padi-padian.
·
Chromium,
yang terdapat pada daging merah, telur, keju, seafood, padi-padian utuh.
·
Kalsium,
yang terdapat pada produk susu, almond, apricot, biji-bijian, sarden, dan
sayuran daun hijau.
e.
Aktivitas, pencahayaan, dan penyakit. Pebelajar memerlukan
aktivitas bergerak. Aktivitas bergerak berbentuk: role play, stretching, merubah posisi tempat duduk. Pencahayaan juga
penting bagi pebelajar. Pencahayaan ruangan yang ideal adalah yang sesuai
dengan tingkat lumens yang sesuai,
yakni yang lembut dan alami. Penyakit dapat menghambat pembelajaran. Misalnya,
sakit amandel akan menganggu anak untuk belajar yang disebabkan oleh rasa sakit
tenggorokannya dan demam yang terus menganggu konsentrasi belajarnya. Sakit perut
dan diare membuat anak kesakitan dan terus buang air besar. Demam membuat anak
lemah tak berdaya.
f.
Bahan kimia dan kerja memori otak. Beberapa bahan
kimia makanan (Eric Jensen, 2008) dapat memengaruhi kerja memori otak antara
lain:
·
Asetikolin,
memperkuat otak dalam membentuk memori jangka panjang pada neurotransmitter.
·
Lesitin
yang menghasilkan kolin. Kolin dapat meningkatkan ingatan. Kolin terdapat dalam
telur, ikan salmon, dan daging tanpa lemak.
·
Fenilalanin
membantu memperbanyak norepinefrin
yang dapat meningkatkan kesiagaan dan atensi.
·
Adrenalin
dapat melindungi dan memperbaiki memori, juga menyimpan memori yang
menyenangkan atau traumatis.
Konsumsi coklat pada saat belajar
akan dapat membuat pebelajar mengingat lebih banyak pada saat ujian dengan
kondisi tertentu.
2.
Otak atau Akal Budi Bersifat Sosial (The brain or mind is social).
Versi awalnya the brain is a parallel
processor. Otak selalu berusaha untuk membedakan dan memahami kejadian yang
ada. Apabila dirasa tidak bermakna maka otak tidak akan memprosesnya.
3.
Pembelajaran Bermakna akan Terus Menetap (The search for meaning is innate).
Otak selalu mencari hal-hal yang memiliki makna dan secara otomatis akan
bereaksi terhadap informasi yang datang.
4.
Pembelajaran Bermakna Sering Melalui Pola-Pola (The search for meaning occurs through
patterning).
Pemahaman dan ingatan dapat terjadi melalui pola atau melalui cara yang
alamiah. Informasi dapat berupa belajar hal yang baru, yang membangkitkan
emosi, dan keselamatan hidup. Pembelajaran tentang keselamatan hidup lebih
mendapat perhatian dan lebih bermakna.
Terdapat istilah KWL (what you Know, Want, Learn),
pembelajaran terintegrasi, field trip,
hands on learning, pembelajaran matematika – generalisasi (pola),
visualisasi, komunikasi (implementasi).
5.
Emosi Merupakan Bagian Kritikal (Bagian Penentu)
untuk Memahami Pola (Emotion are critical
to patterning).
Kegiatan belajar yang dilakukan otak sangat dipengaruhi oleh emosi atau
perasaan. Oleh karena itu, ciptakanlah suasana belajar yang menyenangkan dan
kondusif, dalam ekspektasi yang positif. Gunakan teknik-teknik penarik emosi
berikut:
·
Humor Break.
Semasa Charlie Chaplin (CC), pernah diadakan lomba lawak CC. Adiknya jadi juri
lomba, ternyata CC tidak jadi juara. Hal yang lucu dan aneh?
·
Drama, story
telling, collaborative learning, Jigsaw. Tampilkan pertunjukkan drama dalam
classmetting (assembly).
·
Celebration.
Gunakan ritual “perayaan” setelah menyelesaikan pembelajaran materi tertentu.
6.
Otak Berproses Sebagian dan Menyeluruh Secara
Simultan (The mind or brain processes
parts and wholes simultaneous).
Otak bekerja secara simultan memproses bagian per bagian sekaligus juga
secara keseluruhan. Otak bagian kiri dan kanan memiliki fungsi yang berbeda dan
bekerja secara simultan melengkapi satu sama lain.
7.
Belajar Menuntut Pemfokusan Perhatian dan
Persepsi Periferal (Learning involves
bpth focused attention and peripheral perception).
Otak selalu menyerap informasi secara langsung pada saat perhatian kita
terfokus maupun saat tidak terfokus. Kita perlu menciptakan lingkungan ruangan
yang mendukung.
8.
Belajar Selalu Berproses Secara Sadar dan Bawah
Sadar (Learning always involves conscious
and unconscious processes).
Secara sadar dan tidak sadar proses belajar yang dilakukan oleh otak
berlangsung terus menerus. Oleh karena itu, kita dapat memberikan waktu yang
cukup untuk siswa mengkonsolidasikan apa yang mereka pelajari dengan menggunakan
intonasi yang berbeda, kecepatan yang berbeda, dan volume yang berbeda.
Ketika menjelaskan suatu hal
yang penting, ada anak yang kurang perhatian dan bermain.
·
Anak latah. Anak latah membuat anak lain diam
dengan cara memukul-mukul penggaris agar siswa lain diam. Ini mengikuti
perilaku gurunya.
·
Berbahaya. Poster “evolusi” yang terpampang
terus menerus akan tertanam dalam alam bawah sadar pikiran anak. Perilaku diketahui,
evolusi tidak mengakui penciptaan (kreasionisme) oleh Tuhan.
·
Gesture. Gesture memengaruhi apa yang
disampaikan. Guru mungkin berkata, “Ibu sih
tak marah” tapi dia mengucapkannya dengan suara yang tinggi.
9.
Sedikitnya Ada Dua Cara Menata Memori atau
Ingatan, yang berdasarkan pengalaman (sistem
memori spasial) dan berdasarkan ingatan (rote learning).
Penataan memori pada manusia ada yang bermakna dan tidak bermakna. Efektifkan
cara menghapal. Berikan keterampilan pada siswa untuk menghapal sesuatu, dengan
cara:
·
Mnemonic
– mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu pada warna
pelangi).
·
Chunking information.
Gunakan tangan yang dikepal untuk mengetahui jumlah hari dalam satu bulan,
dengan menggunakan lagu.
10.
Belajar Adalah Perkembangan (Learning is development).
Pembelajaran merupakan bagian dari perkembangan. Untuk beberapa topik tertentu,
siswa dapat berpikir secara abstrak, sementara yang lain terbatas dan masih
berpikir pada tingkat konkrit. Pembelajaran akan membangun hubungan antar
saraf. Untuk itu, pembelajran membutuhkan paparan, pengulangan, makna, dan
praktik penting bagi siswa.
11.
Pembelajaran Kompleks Ditingkatkan melalui
Tantangan dan Dihambat Oleh Ancaman (Complex
learning is enhanced by a challenge and inhibited by thread).
Pembelajaran dapat terjadi dengan maksimal bila ada tantangan yang
sesuai. Jangan terlalu mudah dan jangan terlalu sulit.
·
Jangan ada tes atau kuis yang mengejutkan. Ini akan
mengancam ketenangan siswa. No surprise
test or quiz (threatening).
·
Buatlah agenda yang jelas di awal pelajaran.
·
Buat iklim pembelajaran yang kondusif, “It’s okey to make mistake”.
·
Gunakan kriteria penilaian yang jelas.
·
Hindari memberi pernyataan yang membuat anak
tidak semangat untuk belajar dan berpikir lebih dalam dan detail.
12.
Setiap Otak Memiliki Penataan yang Unik (Each brain is uniquely organized).
Pilihkan variasi pembelajaran yang melibatkan proses berbagai indera bagi
intruksi pembelajaran yang berbasis otak.
·
Jangan melabeli siswa. Bila memungkinkan
hindarkan penyebutan atau pengelompokkan berdasar kemampuan. If possible avoid ability grouping.
·
Gunakan dan implementasikan Multiple intelligence dan
Bloom taxonomy.
Menurut Caine
dan Caine, kondisi otak manusia tergantung pada 12 aspek lingkaran “jam”
Brain-based Learning. Manusia mempunyai sedikitnya dua cara untuk menata memori
atau ingatan, yaitu berdasarkan pengalaman dan hafalan. Beberapa hal perlu
diperhatikan dalam pembelajaran Brain-based
Learning, yaitu:
·
Lingkungan belajar, berupa kebersihan ruangan,
pencahayaan, kenyamanan.
·
Gerakan dan olahraga, berupa aktivitas yang
menyenangkan, brain gym
(memaksimalkan kinerja otak, meningkatkan konsentrasi, mengurangi stress, menajamkan
penerimaan informasi).
·
Musik, berupa memutar musik di bagian belakang
ruangan dengan volume yang rendah.
·
Permainan, agar pembelajaran menyenangkan dan
membuat siswa lebih mudah mengikuti pembelajaran.
·
Penampilan guru, yang bersahabat, kreatif, dan
efektif.
sumber:
Tung, K., Y. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta: Indeks.
No comments:
Post a Comment
Kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun blog kami. Dilarang SARA dan kata-kata yang tidak pantas :)