1. Lingkungan Bisnis
Dalam menjalankan bisnis, perusahaan
menggunakan input, baik berupa bahan baku, modal, tenaga kerja yang berasal
dari luar perusahaan, kemudian mentransformasikan input tersebut menjadi produk
berupa barang atau jasa sebagai outpu untuk dipasarkan ke lingkungan kembali.
Kondisi di luar perusahaan, baik sebagai pemasok input maupun sebagai pemasaran
output, sangat memengaruhi kondisi bisnis. Namun demikian, kondisi di luar
peusahaan tersebut tidak dapat dikendalikan oleh pelaku bisnis untuk mencapai
tujuan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis adalah mengambil
kondisi lingkungan sebagai peluang
bisnis atau mengantisipasi kondisi lingkungan jika menjadi ancaman bagi bisnis tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut maka
lingkungan bisnis dapat didefinisikan sebagai semua unsur yang ada diluar
perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh pelaku bisnis yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sedangkan Robbins (1994) mendefinisikan
lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di luar organisasi.
2.
Lingkungan Operasional
Lingkungan
operasional merupakan lingkungan yang memiliki kaitan langsung dengan aktivitas
operasional perusahaan. Dengan kata lain lingkungan operasional merupakan
lingkungan yang paling dekat dengan semua aktivitas perusahaan. Lingkungan
operasional perusahaan meliputi pesaing, pemasok, pelanggan, kreditor, dan pegawai.
a.
Lingkungan Pesaing
Pesaing
adalah perusahaan dalam industri yang sama dan menjual produk, baik berupa
barang dan jas, kepada pelanggan. Pesaing sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan bisnis. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam bisnis,
perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing. Oleh karena itu, analisis
terhadap kelebihan dan kelemahan pesaing dibandingkan perusahaan sangat penting
dalam menentukan strategi bisnis. Analisis pesaing dalam lingkungan operasional
dapat dilakukan dengan menggunakan matriks profil persaingan (Competitive Profile Matrix/CPM).
b.
Lingkungan Pelanggan
Pelanggan
adalah pembeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pelanggan merupakan
faktor kunsi keberhasilan bisnis. Hal ini karen pelanggan merupakan sumber
pendapatan bagi perusahaan. Untuk dpat mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
pelanggan, usaha-usaha mengenal karakteristik pelanggan perlu dilakukan.
Analisis pelanggan dalam lingkungan
operasional dapat dilakukan dengan analisis reaktif dan proaktif. Analisis
merupakan analisis masalah pelanggan setelah kejadian, misalnya berdasarkan
keluhan pelanggan, sedangkan analisis proaktif dilakukan dengan memperkirakan
kecenderungan dan maslah sebelum terjadi.
Segmentasi pelanggan dapat dilakukan
untuk mempermudah analisis pelanggan.
Analisis segmentasi pelanggan dilakukan dengan mengelompokkan pelanggan sesuai
dengan karakteritiknya masing-masing, sehinggan dalam menganalisis kebutuhan
dan keinginan pelanggan sebagai dasar untuk menentukan strategi untuk memuaskan
pelanggan. Segmentasi pelanggan dapat dilakukan berdasarkan dasar geografis,
demografis, sosiologis, dan psikologis.
c.
Lingkungan pemasok
Pemasok
adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga kerja, keuangan, dan
sumber informasi kepada perusahaan lain. Pemasok memegang pemeran yang sangat
penting bagi kelancaran bisnis. Oleh karena itu, gangguan pada pasokan bahan
baku maupun sumber daya lainnya akan mengganggu aktivitas produksi. Pemilihan
pemasok yang tepat akan dapat meningkatkan keunggulan bersaing dan, sebaliknya,
kesalahan dalam memilih pemasok akan berakibat pada terganggunya proses
produksi dan menimbulkan harga jual yang mahal. Analisis pemilihan pemasok
dalam lingkungan operasional juga dapat dilakukan dengan profit
persaingan (Competitive Profit Matrix/CPM)
antar pemasok.
d.
Lingkungan Kreditor
Kreditor
adalah pihak yang memiliki perana yang penting dalam mendukung perusahaan di
bidang keuangan.
Peranan ini akan semakin penting jika permodalan perusahaan sebagian besar
dibiayai dengan kredit. Dalam menyalurkan kredit, kreditor akan senantiasa
melakukan evaluasi. Dalam memilih kreditor, perusahaan pun garus melakukan
evaluasi terlebih dahulu, terutama berkaitan dengan bunga dan persyaratan
kredit lainny . evaluasi terhadap calon kreditor sangant penting agar
kelancaran keuangan perusahaan dapat terjaga dengan baik. Analisis pemilihan
kreditor dalam lingkungan operasional juga dapat dilakukan dengan profil
persaingan (Competitive Profile Matrix/CPM)
antar kreditor.
e.
Lingkungan Pegawai
Pegawai
merupakan aspek yang paling penting dalam sebuah organisasi dan harus
mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan dengan sumber daya lainnya. Hal
ini disebabkan pegawai adalah pelaku yang menunjang tercapainya tujuan
perusahaan. Selain itu pegawai memiliki kekhasan dibandingkan sumber daya
lainnya, yaitu mempunyai perasaan, pikiran, dan keinginan yang apat
mempengaruhi sikap dan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan.
Kondisi
kepegawaian antardaerah berbeda-beda. Ada daerah yang kondisi kepegawaiannya memiliki
daya tawar-menawar yang kuat, namun ada juga daerah yang kondisi kepegawaiannya
memiliki daya twar-menawar yang lemah. Kekuatan tawar-menawar pegawai sangat
tergantung pada penawaran dan permintaan pegawai serta kekuatan serikat
pekerja.
3.
Lingkungan Industri
Setiap
bisnis yang didirikan, baik yang bergerk dalam bidang manufaktur maupun dalam
bidang jasa, pada perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Pada perusahaan
yang melakukan pemasaran ekspor maupun perusahaan yang melakukan pemasaran domestik
akan senantiasa menghadapi persaingan. Porter (1985) membagi lima kekuatan yang
menentukan tingkat persaingan dalam suatu industri, yaitu masuknya pendatang
baru, ancaman produk substitusi, daya tawar- menawar pembeli, daya
tawar-menawar pemasok, dan persaingan di antara para pesaing yang ada.
Pendatang
baru dalam pasar persaingan sempurna akan mudah untuk masuk ke pasar sehingga
dalam pasar ini akan semakin ketat. Kondisi persaingan yang ketat mengharuskan
penyusunan strategi harus didasarkan pada analisia masing-masing sumber. Oleh
karena itu, memahami kekuatan dan kelemahan untuk merumuskan strategi merupakan
hal yang penting.
Ancaman
pendatang baru dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk dalam suatu
industri. Hambatan masuk tersebut adalah
(1) skala ekonomi, (2) diferensi produk, (3)
persyaratan permodalan, (4) keunggulan biaya, (5) akses ke saluran distribusi, dan (6) kebijakan pemerintah.
Selain adanya hambatan mauk,
pendatang baru akan berpikir dua kali
jika (1) Pemain lama memiliki sumber daya penting yang dapat digunakan
untuk menyerang balik, seperti kelebihan modal, kapasitas produksi, serta
kedekatan dengan saluran distribusi dan pelanggan, (2) Pemain lama kemungknan
akan menurunkan harga untuk mempertahankan market share atau karena industri
secara keseluruhan kelebihan kapasitas, dan (3) Pertumbuha industri yang lambat
sebagai akibat masuknya pendatang baru atau mungkin karena penurunan kinerja
keuangan kolega-kolega yang terlibat.
Sementara itu, pemasok akan kembali
memiliki kekuatan jika (1) pemasok didominasi oleh sedikit perusahaan, (2)
produk yang dihasilkan unik sehingga sulit untuk mencari penggantinya, (3)
produk pemasok sangat penting bagi
pembeli, (4) pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke depan ke arah industri pembeli, (5) pembeli
bukan merupakan konsumen penting hagi pemasok.
Pembeli akan mempunyai kekuatan
tawar, jika (1) pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah besar, (2) produk yang dibeli dari
industri standar atau tidak terdiferensi, (3) produk yang dibeli dari industri
memiliki porsi yang signifikan dari biaya beli sehingga jika ada kenaikan harga
atau perusahaan lain menawarkan harga yang Iebih murah akan segera berpindah,
(4) produk yang dibeli hanya akan mendatangkan keuntungan kecil hagi pembel (5)
produk yang ditawarkan industri dipandang tidak begitu penting bagi pembeli,
(6) produk yang ditawarkan industri dipandang memiliki risiko keuangan yang
tinggi, (7) pembeli memiliki ancaman yang kuat untuk berintegrasi ke belakang masuk ke
industri pemasok.
Ancaman produk pengganti akan kuat,
jika (1) konsumen memiliki switching cost
yang rcndah schingga mudah untuk berpindah ke produk yang lain, (2) produk pengganti memiliki harga yang murah
dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi.
Intensitas rivalitas antarpemain
dalam industri dipengaruhi oleh struktur biaya produk, tingkat iiilcrensiasi
produk, pertumbuhan industri, dan tingkat kapasitas terpasang. Semakin besar
porsi biaya tetap dalam struktur biaya produksi, semakin tinggi intensitas
rivalitas. Semakin homogen produk, sernakin tinggi rivalitas. Pertumbuhan
industri yang menurun dan tingkat kapasitas tcrpasang yang besar akan
memengaruhi intensitas rivalitas antarpelaku industri.
Intensitas persaingan antarperusahaan
dalam industri tergantung pada (1) jumlah pesaing hanyak dengan kekuatan
berimbang, (2) pertumbuhan industri lambat, (3) produk atau jasa yang
dihasilkan kurang terdiferensiasi atau memiliki switching cost yang rendah, (4)
produk memiliki biaya tetap tinggi dan tidak tahan lama. (5) penambahan
kapasitas dalam jumlah besar akan mengganggu keseimbangan permintaan dan
penawaran dalam industri, (6) rintangan keluar yang tinggi. dan (7) pesaing
memiliki perbedaan dalam strategi, asal, dan kepribadian.
sumber:
Materi dari Jonet Ariyanto N., S.E., M.Si.