• About
  • Contact
  • Submit Article

Hal-Hal yang Perlu Dipahami dalam Studi Kelayakan Bisnis Aspek Lingkungan

 on Thursday, November 17, 2016  

1.    Lingkungan Bisnis

Dalam menjalankan bisnis, perusahaan menggunakan input, baik berupa bahan baku, modal, tenaga kerja yang berasal dari luar perusahaan, kemudian mentransformasikan input tersebut menjadi produk berupa barang atau jasa sebagai outpu untuk dipasarkan ke lingkungan kembali. Kondisi di luar perusahaan, baik sebagai pemasok input maupun sebagai pemasaran output, sangat memengaruhi kondisi bisnis. Namun demikian, kondisi di luar peusahaan tersebut tidak dapat dikendalikan oleh pelaku bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis adalah mengambil kondisi lingkungan sebagai  peluang bisnis atau mengantisipasi kondisi lingkungan jika menjadi ancaman bagi bisnis tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut maka lingkungan bisnis dapat didefinisikan sebagai semua unsur yang ada diluar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh pelaku bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sedangkan Robbins (1994) mendefinisikan lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di luar organisasi.

          Pearce dan Robinson (2007) mengelompokkan lingkungan perusahaan menjadi tiga kategori yaitu lingkungan operasional, lingkungan industri, dan lingkungan jauh. Gambar dibawah menunjukkan saling keterkaitan antara perusahaan dengan lingkungan operasional, lingkungan industri, dan lingkungan jauh

Hal-Hal yang Perlu Dipahami dalam Studi Kelayakan Bisnis Aspek Lingkungan: Lingkungan Bisnis, Industri, dan Operasional
2.         Lingkungan Operasional
     Lingkungan operasional merupakan lingkungan yang memiliki kaitan langsung dengan aktivitas operasional perusahaan. Dengan kata lain lingkungan operasional merupakan lingkungan yang paling dekat dengan semua aktivitas perusahaan. Lingkungan operasional perusahaan meliputi pesaing, pemasok, pelanggan, kreditor, dan pegawai.
a.       Lingkungan Pesaing
           Pesaing adalah perusahaan dalam industri yang sama dan menjual produk, baik berupa barang dan jas, kepada pelanggan. Pesaing sangat berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam bisnis, perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing. Oleh karena itu, analisis terhadap kelebihan dan kelemahan pesaing dibandingkan perusahaan sangat penting dalam menentukan strategi bisnis. Analisis pesaing dalam lingkungan operasional dapat dilakukan dengan menggunakan matriks profil persaingan (Competitive Profile Matrix/CPM).
b.      Lingkungan Pelanggan
           Pelanggan adalah pembeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pelanggan merupakan faktor kunsi keberhasilan bisnis. Hal ini karen pelanggan merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan. Untuk dpat mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan, usaha-usaha mengenal karakteristik pelanggan perlu dilakukan.
Analisis pelanggan dalam lingkungan operasional dapat dilakukan dengan analisis reaktif dan proaktif. Analisis merupakan analisis masalah pelanggan setelah kejadian, misalnya berdasarkan keluhan pelanggan, sedangkan analisis proaktif dilakukan dengan memperkirakan kecenderungan dan maslah sebelum terjadi.
Segmentasi pelanggan dapat dilakukan untuk mempermudah  analisis pelanggan. Analisis segmentasi pelanggan dilakukan dengan mengelompokkan pelanggan sesuai dengan karakteritiknya masing-masing, sehinggan dalam menganalisis kebutuhan dan keinginan pelanggan sebagai dasar untuk menentukan strategi untuk memuaskan pelanggan. Segmentasi pelanggan dapat dilakukan berdasarkan dasar geografis, demografis, sosiologis, dan psikologis.
c.       Lingkungan pemasok
           Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan bahan baku, tenaga kerja, keuangan, dan sumber informasi kepada perusahaan lain. Pemasok memegang pemeran yang sangat penting bagi kelancaran bisnis. Oleh karena itu, gangguan pada pasokan bahan baku maupun sumber daya lainnya akan mengganggu aktivitas produksi. Pemilihan pemasok yang tepat akan dapat meningkatkan keunggulan bersaing dan, sebaliknya, kesalahan dalam memilih pemasok akan berakibat pada terganggunya proses produksi dan menimbulkan harga jual yang mahal. Analisis pemilihan pemasok dalam lingkungan operasional juga dapat dilakukan dengan profit persaingan (Competitive Profit Matrix/CPM) antar pemasok.
d.      Lingkungan Kreditor
           Kreditor adalah pihak yang memiliki perana yang penting dalam mendukung perusahaan di bidang keuangan. Peranan ini akan semakin penting jika permodalan perusahaan sebagian besar dibiayai dengan kredit. Dalam menyalurkan kredit, kreditor akan senantiasa melakukan evaluasi. Dalam memilih kreditor, perusahaan pun garus melakukan evaluasi terlebih dahulu, terutama berkaitan dengan bunga dan persyaratan kredit lainny . evaluasi terhadap calon kreditor sangant penting agar kelancaran keuangan perusahaan dapat terjaga dengan baik. Analisis pemilihan kreditor dalam lingkungan operasional juga dapat dilakukan dengan profil persaingan (Competitive Profile Matrix/CPM) antar kreditor.
e.       Lingkungan Pegawai
           Pegawai merupakan aspek yang paling penting dalam sebuah organisasi dan harus mendapatkan perhatian yang lebih dibandingkan dengan sumber daya lainnya. Hal ini disebabkan pegawai adalah pelaku yang menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu pegawai memiliki kekhasan dibandingkan sumber daya lainnya, yaitu mempunyai perasaan, pikiran, dan keinginan yang apat mempengaruhi sikap dan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan.
           Kondisi kepegawaian antardaerah berbeda-beda. Ada daerah yang kondisi kepegawaiannya memiliki daya tawar-menawar yang kuat, namun ada juga daerah yang kondisi kepegawaiannya memiliki daya twar-menawar yang lemah. Kekuatan tawar-menawar pegawai sangat tergantung pada penawaran dan permintaan pegawai serta kekuatan serikat pekerja.
3.         Lingkungan Industri
     Setiap bisnis yang didirikan, baik yang bergerk dalam bidang manufaktur maupun dalam bidang jasa, pada perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Pada perusahaan yang melakukan pemasaran ekspor maupun perusahaan yang melakukan pemasaran domestik akan senantiasa menghadapi persaingan. Porter (1985) membagi lima kekuatan yang menentukan tingkat persaingan dalam suatu industri, yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk substitusi, daya tawar- menawar pembeli, daya tawar-menawar pemasok, dan persaingan di antara para pesaing yang ada.
     Pendatang baru dalam pasar persaingan sempurna akan mudah untuk masuk ke pasar sehingga dalam pasar ini akan semakin ketat. Kondisi persaingan yang ketat mengharuskan penyusunan strategi harus didasarkan pada analisia masing-masing sumber. Oleh karena itu, memahami kekuatan dan kelemahan untuk merumuskan strategi merupakan hal yang penting.
     Ancaman pendatang baru dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk dalam suatu industri.  Hambatan masuk tersebut adalah (1) skala    ekonomi, (2) diferensi produk, (3) persyaratan permodalan, (4) keunggulan biaya, (5) akses  ke saluran distribusi, dan (6) kebijakan pemerintah.
Selain adanya hambatan mauk, pendatang baru akan berpikir dua kali  jika (1) Pemain lama memiliki sumber daya penting yang dapat digunakan untuk menyerang balik, seperti kelebihan modal, kapasitas produksi, serta kedekatan dengan saluran distribusi dan pelanggan, (2) Pemain lama kemungknan akan menurunkan harga untuk mempertahankan market share atau karena industri secara keseluruhan kelebihan kapasitas, dan (3) Pertumbuha industri yang lambat sebagai akibat masuknya pendatang baru atau mungkin karena penurunan kinerja keuangan kolega-kolega yang terlibat.
Sementara itu, pemasok akan kembali memiliki kekuatan jika (1) pemasok didominasi oleh sedikit perusahaan, (2) produk yang dihasilkan unik sehingga sulit untuk mencari penggantinya, (3) produk pemasok sangat penting  bagi pembeli, (4) pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke  depan ke arah industri pembeli, (5) pembeli bukan merupakan konsumen penting hagi pemasok.
Pembeli akan mempunyai kekuatan tawar, jika (1) pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah besar, (2) produk yang dibeli dari industri standar atau tidak terdiferensi, (3) produk yang dibeli dari industri memiliki porsi yang signifikan dari biaya beli sehingga jika ada kenaikan harga atau perusahaan lain menawarkan harga yang Iebih murah akan segera berpindah, (4) produk yang dibeli hanya akan mendatangkan keuntungan kecil hagi pembel (5) produk yang ditawarkan industri dipandang tidak begitu penting bagi pembeli, (6) produk yang ditawarkan industri dipandang memiliki risiko keuangan yang tinggi, (7) pembeli memiliki ancaman yang kuat untuk berintegrasi ke belakang masuk ke industri pemasok.
Ancaman produk pengganti akan kuat, jika (1) konsumen memiliki switching cost yang rcndah schingga mudah untuk berpindah ke produk yang   lain, (2) produk pengganti memiliki harga yang murah dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi.
Intensitas rivalitas antarpemain dalam industri dipengaruhi oleh struktur biaya produk, tingkat iiilcrensiasi produk, pertumbuhan industri, dan tingkat kapasitas terpasang. Semakin besar porsi biaya tetap dalam struktur biaya produksi, semakin tinggi intensitas rivalitas. Semakin homogen produk, sernakin tinggi rivalitas. Pertumbuhan industri yang menurun dan tingkat kapasitas tcrpasang yang besar akan memengaruhi intensitas rivalitas antarpelaku industri.
Intensitas persaingan antarperusahaan dalam industri tergantung pada (1) jumlah pesaing hanyak dengan kekuatan berimbang, (2) pertumbuhan industri lambat, (3) produk atau jasa yang dihasilkan kurang terdiferensiasi atau memiliki switching cost yang rendah, (4) produk memiliki biaya tetap tinggi dan tidak tahan lama. (5) penambahan kapasitas dalam jumlah besar akan mengganggu keseimbangan permintaan dan penawaran dalam industri, (6) rintangan keluar yang tinggi. dan (7) pesaing memiliki perbedaan dalam strategi, asal, dan kepribadian.
sumber:
Materi dari Jonet Ariyanto N., S.E., M.Si.

Hal-Hal yang Perlu Dipahami dalam Studi Kelayakan Bisnis Aspek Lingkungan 4.5 5 Kuingin Baca Thursday, November 17, 2016 Hal-Hal yang Perlu Dipahami dalam Studi Kelayakan Bisnis Aspek Lingkungan: Lingkungan Bisnis, Industri, dan Operasional 1.     Lingkungan Bisnis Dalam menjalankan bisnis, perusahaan menggunakan input, baik berupa bahan baku, modal, tenaga kerja yang berasal...


Kuingin Baca