Lingkungan Jauh
Hal-Hal yang Perlu Dipahami dalam Studi Kelayakan Bisnis Aspek Lingkungan: Lingkungan Jauh. Lingkungan jauh mencakup faktor-faktor yang bersumber
dari luar operasional perusahaan. Analisis lingkungan jauh
digunakan perusahaan untuk menyerang maupun bertahan terhadap faktor-faktor
lingkungan jauh tersebut dengan merumuskan strategi yang mernanfaatkan peluang
atau meminimalkan ancaman. Perubahan dalam lingkungan jauh dapat mempengaruhi
perubahan alam permintaan konsumen untuk produk industri serta jasa konsumen.
1.
Lingkungan ekononi
Faktor kondisi ekonomi sangat menentukan keherhasilan hisnis
pada perekonomian suatu wilayah yang sedang turnbuh sehingga daya beli
masyarakat akan meningkat. Kondisi ekonorni suatu wilajlah yang haik sangat memungkinkan
perusahaan mencapai tingkat pengembalian yang telah diprediksi. Sebaliknya,
dalam kondisi ekonomi suatu witayah yang tidak baik, perusahaan akan mengalami
kesulitan untuk mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan.
Variabel-variabel ekonorni yang dapat memengaruhi
keber,hasilan bisnis di antaranya adalab ketersediaan kredit secara umum,
tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta keeenderungan belanja
masyarakat, suku bunga prin;ertflaju inflasi, tingkat pasar uang, defisit
anggaran pemerintah, produk domestik bruto, pola konsumsi, pengangguran,
tingkat produktivitas pekerja, nilai dolar di pasar dunia, kecenderungan pasar
saham. kondisi ekonomi luar negeri, faktor ekspor/impor, pergeseran permintaan
barang dan jasa. perbedaan pendapatan antarnegara, fluktuasi harga, kebijakan
fiskal, kebijakan moneter, serta kebijakan organisasi-organisasi dunia seperti
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). G20, OPEC, WTO, APEC.
Kegiatan bisnis akan dapat mendorong tumbuhnya usaha lain di
sekitar bisnis yang akan dijalankan, namun sering kali kehadiran bisnis justru
mematikan bisnis yang teIuh ada di masyarakat sekitar. Dengan tumbuhnya bisnis
lain di sekitar lokasi maka pendapatan masyarakat akan meningkatkan.
Sebaliknya, jika kehadiran bisnis
mematikan bisnis yang telah ada maka pendapatan masyarakat sekitar dapat berkurang.
Pada analisis lingkungan ekonomi dilakukan analisis dampak
bisnis terhadap pendapatan masyarakat atau kesejahteraan masyarakat setempat.
Indikator yanu digunakan dalam pengukuran lingkungan ekonorni adalah income per
capita, penyerapan tenaga kcrja. peningkatan upah rata-rata, serta besarnya
dampak negatif bisnis hagi perekonomian di wilayah tersebut.
Contoh:
Dibangunnya jemhatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan
Madura te.rnyala memberikan dampak bagi peningkatan ekonomi di Madura. Dengan
adanya jernhatan tersebut banyak industri yang merelokasi usahanya ke Madura.
Namun di sisi lain pendapatan jasa penyeberangan Surabaya-Madura berkurang karena
banyak orang menyeberang menggunakan jembatan. Melihat kondisi ini, di satu
sisi pembangunan jembatan tersebut dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
menyerap tenaga kerjadi wilayah Madura, namun
di sisi lain menyebabkan pengurangan tenaga kerja dan pendapatan pada
jasa penyeberangan.
2.
Lingkungan sosial dan budaya
Faktor sosial dan budaya berdampak besar pada semua produk,
jasa, pasar, dan pelanggan. Faktor sosial yang memengaruhi suatu perusahaan
adalah kepercayaan, nilai. sikap. opini. dan gaya hidup orang-orang di
lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh hudaya, ekologi,
demografi, agama, pendidikan, dan etnik.
Selain itu aktivitas bisnis akan menimbulkan heberapa
aktivitas baru yang, dapat menimbulkan
dampak bagi kehidupan sosial masyarakat setempat. Sebagai contoh
timbulkeramaian baru dari para pekerja, lalu lintas menjadi semakin ramai,
jalur komunikasi semakin padat, terjadi penambahan atau bahkan kerusakan
infrastruktur yang telah ada seperti jalan, penerangan listrik, air dan lainnya, serta
dampak terhadap pendidikan masyarakat setempat. Lingkungan sosial menganalisis
dampak keberadaan bisnis terhadap kehidupan sosial masyarakat setempat sebagai
akibat adanya bisnis.
Jenis bisnis yang akan dijalankan harus sesuai dengan budaya
dan norma-norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Jika bisnis yang akan
dijalankan tidak sesuai dengan budaya dan norma masyarakat setempat maka
konflik di masyarakat akan muncul sehingga dapat mengganggu bahkan dapat menyebabkan
kegagalan bisnis. Selain itu keheradaan bisnis dapat menyebabkan pergeseran budaya. Hal ini karena
adanya budaya yang herbeda dari para pendatang dengan budaya di tokasi bisnis.
Jika budaya yang dibawa oleh pendatang dinilai sesuai dengan budaya dan norma
masyarakat setempat maka budaya tersebut akan diterima. Sebaliknya, jika budaya
pendatang dinilai tidak sesuai dengan budaya dan norma masyarakat maka
penolakan budaya akan terjadi atau sebaliknya budaya daerah akan mengikuti
budaya pendatang. Aspek subbudaya menganalisis kesesuaian hudaya setempat
dengan ide bisnis dan dampak keberadaan bisnis terhadap budaya masyarakat dan
kchiasaan adat- istiadat setempat.
Contoh:
a.
Adanya kompleks industri pengolahan kayu temyata menarik
tenaga kerja dari luar wilayah sehingga menimbulkan adanya keramaian baru
sebagai akibat bermukimnya tenaga kerja yang berasal dari daerah lain.
Jika kondisi ini tidak diantisipasi
dengan baik maka masalah sosial baru dapat muncul di daerah tersebut.
b.
Masyarakat suatu daerah yang sangat rekigius pada umumnya
taat menjalankan ibadah agamanya. Mereka juga sering mengaktualisasi diri ke
dalam kegiatan budaya yang bernuansa keagamaan seperti tahlilan, rajaban,
mauludan, dan sebagainya. Jika bisnis yang akan dijalankan tidak sesttai dengan
norma-nonna agama maka gesekan dalam masyarakat pun akan terjadi.
3.
Lingkungan politik
Kondisi politik suatu negara/daerah menentukan keberhasilan
sebuah bisnis. Suatu negara/daerah yang kondisi politiknya tidak stabil,
memiliki risiko yang tinggi untuk melakukan bisnis, demikian pula sebaliknya.
Oleh'karena itu, analisis tentang kondisi polilik suatu negaraidaerah pada saat
bisnis akan dijalankan dan proyeksi kondisi politik pada masa yang akan datang
dipertkan. Dalam tnerumuskan strategi perusahaan, pelaku bisnis harus
menyesuaikan clengan arah dan stahilitas faktor-faktor politik suatu daerah.
Faktor politik berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan
pemerintah, seperti peraturan tentang perdagangan yang adil, undang-undang
cintin.ust, program perpajakan, ketentuan upah minimum, kebijakan tentang
polusi dan penetapan harga, peraturan perlindungan bagi pekerja, konsumen
masyarakat umum, dan lingkungan. Di satu
sisi, peraturan dan undang-undang bersifat membatasi sehingga
cenderung mengurangi potensi laba perusahaan. Namtin, di sisi lain peraturan
dan undang-undang dirancang untuk melindungi
dan memberi manfaat bagi perusahaan, seperti undang-undang paten,
subsidi pemerintah, dan hibah dana.
Contoh:
Suatu negara/daerah yang sering tetjadi demonstrasi
terhadap pemerintahan yang sedang beijalan menunjukkan adanya gejolak politik.
Hal ini dapat digunakan sebagai indikator bahwa negara/daerah tersebut memiliki
risiko bisnis yang tinggi untuk menjalankan
sebualt ide bisnis. Suhu politik menjelang pemilu biasanya akan meningkat
sehingga para pengusaha biasanya menunggu kondisi dan hasil pemilu. Jika pemilu
berjalan aman dan kondisi politik diprediksikan stahil maka pengusaha
menanamkan investasinya.
4.
Lingkungan teknologi
Penemuan
teknologi baru dalam bidang bisnis sering kali mempunyai pengaruh yang dramatis
terhadap perusahaan. Analisis terhadap perubahan teknologi sangat penting untuk
mengantisipasi peluang dan ancaman bisnis kondisi yang akan datang.
Contoh:
Munculnya teknologi internet berdampak pada berbagai
peluang dan ancaman bisnis. Imernet mampu mempercepat penyampaian informasi
sehingga dapat memotong jalur distribusi dan mampu menghapus batas pasar secara
geografis. Namun, ada beberapa bisnis yang tergeser oleh keberadaan internet,
seperti jasa pos dan jasa kurir.
5.
Lingkungan ekologi
Tidak dapat dipungkiri bahwa kcberadaan bisnis akan berdampak
pada lingkungan ekologi. yaitu hubungan antara manusia dan makhluk hidup
lainnya dengan udara, tanah, dan air. yang mendukung kehidupan mereka
sehagai akibat adanya kegiatan produksi.
Kegiatan produksi akan menghasilkan limbah, baik limbah padat, cair, maupun
udara. Limbah ini harus ditangani dengan baik agar tidak mcnimbulkan masalah
lingkungan. Beberapa bisnis harus menghentikan usahanya karena dinilai merusak
lingkungan sehingga mernbaltayakan masyarakat setempat. Padahal, pelaku bisnis
tersebut telah mengeluarkan investasi yang besar. Hal tersebut tidak akan
terjadi jika analisis secara mendalam pada aspck lingkungan dilakukan,
khususnya pada subaspek lingkungan ekologi. Subaspek lingkungan ekologi
menganahsis dampak bisnis terhadap lingkungan ekologi, sepeni polusi udara,
tanah, dan udara serta kemampuan pelaku usaha untuk meminimalkan dampak tersebut.
Contoh:
Bisnis pembuatan tahu ternyata menghasilkan limbah cair
yang sangat bau yang dapat meneemari aliran sungai, limbah padat berupa ampas
kedelai, dan menghasilkan asappengolahan
yang dapat menyebabkan polusi udara. Untuk mengantisipasi hal
tersebut pelaku bisnis harus dapat menentukan solusi bagi masalah tersebut agar
tidak terjadi gesekan dengan penduduk setempat setelah bisnis tersebut
beroperasi.
6.
Lingkungan global
Era
globalisasi ditandai dengan batas-batas ekonomi antamegara yang semakin tidak
jelas, arus informasi dan komunikasi sangat cepat sehingga dunia menjadi
transparan, transformasi budaya, ekonomi, dan pendidikan antamegara tidak dapat
dicegah sehingga perubahan perekonomian pada suatu negara akan berdampak pada
perekonomian di negara lain. Semakin terbukanya perekonomian suatu negara,
semakin penting peranan analisis lingkungan global.
Contoh:
Adanya krisis global ternyata berakibat menurunnya daya
beli masyarakat di negara-negara tujuan ekspor. Hal ini berakibat pada
menurunnya permintaan akan produk-produk ekspor, seperti tekstil, mebel, dan
produk kerajinan lainnya.
Analisis terhadap lingkungan industri
dan lingkungan jauh dapat digabungkan sekaligus dengan menggunakan analisis
Kekuatan. Kelernahan, Peluang, dan Ancaman (Strength, Weaknesses, Opportunies and Treaths/SWOT).
sumber:
Materi dari Jonet Ariyanto N., S.E., M.Si.