Kegiatan Utama Pemasaran
Kegiatan Utama Pemasaran - Kegiatan utama atau juga disebut
sebagai marketing mix adalah suatu perangkat perusahaan yang terdiri dari empat
variabel yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan saluran distribusi
dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran perusahaan
yang bisa memberikan keputusan salam
pemenuhan kebutuhan konsumen yang dipilih atau segmen pasar yang dipilih atau
segmen pasar yang dilayani.
Produk merupakan hasil dari proses produksi perusahaan
yang nantinya akan dijual perusahaan atau barang yang dibeli untuk dijual
kembali kepada konsumen akhir (bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu
produk sebagai salah satu dari keempat variabel marketing mix akan kita bagi menjadi 3 bagian:
1.
Pemilihan Produk.
2.
Pembungkus Barang
3.
Merek Barang.
B.
Pemilihan Barang/Produk
Kebijaksanaan perusahaan dalam
memilih produk yang akan dijual atau produk yang akan dibeli (bagi perusahaan
dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi, promosi yang akan
dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang
pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan sesuai
dengan prilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan menguntungkan perusahaan
sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan dapat dipertahankan atau
ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Yang penting di sini adalah
bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan
karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan barang
ini akan selalu terjadi di mana pada suatu saat kalau produk tersebut sudah
mencapai tahap kejenuhan akan mengalami penurunan penjualan yang berarti juga
terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan. Oleh karena itu sebelum
perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalan produk dalam siklus kehidupan
produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi apa yang akan
dilakukan atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan agar sebelum produk
tersebut tidak laku lagi bagi perusahaan sudah menyiapkan produk baru atau
strategi baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan barang
dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan
harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar
kelangsungan hidup perusahaan terjamin. Lima tahap tersebut adalah sebagai
berikut.
1.
Tahap Perkenalan.
2.
Tahap Pertumbuhan.
3.
Tahap Kedewasaan.
4.
Tahap Kejenuhan.
5.
Tahap Penurunan.
Gambar tahapan
di atas.
1. Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan ini menunjukkan
bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau masayarakat belum tahu atau
belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut pada masyarakat
melalui penyampaian informasi merek penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan
produk sejenis ataupun bagaimana kegunanannya pada konsumen dan lain-lain.
Tahap
perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan
hasil penjualan masih berjumlah sedikit untuk memberikan tambahan pendapatan
bagi produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal
dengan baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan ditunjukkan
dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena produk sudah
menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini
adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan
meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang
belum dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan
perusahaan pesaing.
Perlu diketahui pada tahap
pertumbuhan ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut
segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan
perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk
di pasar.
3. Tahap Kedewasaan dan Kejenuhan
Tahap kedewasaan merupakan titik
puncak kejayaan perusahaan dengan dapat menunjukkan peningkatan volume
penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini, produk perusahaan sudah dikenal
dengan baik oleh konsumen sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam
meningkatkan atau menambah volume penjualan.
Tambahan volume penjualan sudah
sulit dilakukan, sedangkan bagian asar yang kita kuasai sudah banyak dimasuki
produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen pasar
kita ditambah lagi konsumen sudah mulai melirik produk sejenis lainnya yang
sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lainkonsumen sudah
mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
4. Tahap Kejenuhan
Akibat buruk perilaku konsumen tersebut menurunkan
volume penjualan perusahaan sehingga perusahan harus cepat-cepat mengambil
kebijakan agar perusahaan tidak bangkrut. Adapun 2 kebijakan yang dapat
dilaksanakan perusahaan yaitu:
a.
Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing
dengan menggantikan barang yang benar-benar baru dan dibandingkan dengan produk
lama. Kebijaksanaan ini dapat berjalan dengan lancar asalkan perusahaan
mempunyai tenaga yang mempunyai kemampuan dalam membuat motivasi baru, kreasi,
atau menciptakan barang yang akan menggantikannya.
b.
Tetap mempertahankan barnag lama tetapi
memperbaharui atribut-atribut lamanya aau bungkusnya dan menonjolkan kelebihan
lain. Kalau alternatif ini tidak bisa dilakukan, perusahaan harus mencari
barang baru yang memerlukan penelitian dari awal lagi baik mengenai mutu,
merek, pembungkus, maupun cara mendistribusikannya.
C.
Pembungkus Barang
Bungkus barang merupakan
pertimbangan kedua setelah produk yang sejenis ternyata mempunyai kualitas yang
sama, harga yang sama, rasa yang sama, atau kegiatan yang realtif berbeda. Maka
bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merek tesebut akhirnya akan
mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih. Oleh karena itu,
bungkus juga memegang pernaan penting dalam menjual produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik
pembeli maka perusahaan harus memepertimbangkan dari berbagai aspek, baik aspek
ekonomis, keindahan, maupun praktisnya. Adapaun hal-hal yang perlu diperhatkan
dalam pembungkusan diantaranya:
1.
Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.
2.
Bungkus yang mudah diingat.
3.
Bungkus yang tidak menambah harga jual sehingga
tidak dapat bersaing dengan produk sejenis yang lain.
4.
Bungkus didesain agar dapat menjaga mutu barang,
memudahkan pengangkatan, penyimpanan, penyusunan di rak toko atau mempunyai
kegiatan setelah dipakai habis (ada kegiatan ganda).
D.
Merek Barang
Merek yang baik dinyatakan dengan
kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu untuk mempertegaskan adalah
sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain. Dengan melihat merek seseorang yang sudah menggemari atau
fanatik terhadap rasa, mutu, atau keadaannya tidak akan memilih lagi dalam
membeli barang, cukup hanya dengan melihat gambar tertentu atau kata-kata
tertentu dalam suatu produk menganggap sudah cukup memutuskan untuk membeli.
Dengan merek yang sudah menjadi
langganan, pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli karena dapat menyuruh
orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggapan tertentu dalam
memakainya.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh
konsumen ini, ternyata terlihat juga oleh produsen sehingga seringkali produsen
menggunkan merek tersebut sebagai salah satu strategi pemasarannya dengan jalan
perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu berbeda setiap memakai
berbagai merek. Hal ini di lakukan unruk mengauasai pasar.
E.
Harga
1.
Pengertian Harga
Harga merupakan faktor pertimbangan uatama terhadap
orang sejenis bagi sebagian besar masyarakat Indonesia terutama mereka yang
tergolong ke dalam golongan ekonomi lemah. Harga dapat dipandang dari 2 sudut:
a)
Kalau dipandang dari sudut konsumen, harga
memegang peranan penting terutama kalau menyangkut sejumlah barang tertentu
yang mutunya tidak berbeda jauh.
b)
Kalau dipandang dari sudut pengusaha, harga
berkaitan erat dengan ongkos produksi maupun target laba yang diharapkan.
Dengan melihat pentingnya peranan
harga suatu barang dipandang dari 2 kepentingan yang berbeda menyebabkan
penentuan harga merupakan kebijaksanaan perusahaan yang amat penting karena
perusahaan harus mempertimbangkan perilaku konsumen juga dalam menetapkan harga
jual produk agar barang yang dijual dapat habis terjual dan dapat menghasilkan
laba.
Salah satu prinsip penting dalam
penentuan harga bagi manajemen perusahaan adalah menitikberatkan kemampuan dan
kemauan membeli dengan harga yang telah disepakati bersama dan bagi perusahaan
harga tersebut telah cukup menutup ongkos maupun menghasilkan laba.
Cara Penentuan Harga
Pada dasarnya
ada 2 cara dalam menntukan harga, yaitu:
a)
Menetukan Harga yang Sangat Tinggi
Harga yang tinggi ditujukan untuk mengurangi resiko
kekeliruan harga yang tidak bisa dinaikkan atau memang bertujuan untuk melayani
pembeli yang mampu saja. Dalam penentuan harga yang tinggi ini perusahaan harus
mau menanggung resiko jika barang tersebut sudah berada pada tahap kejebuhan
dimana promosi sudah tidak berguna sedangkan para pesaing sudah memulai
memasuki pasar perusahaan.
b)
Menentukan Harga yang Serendah Mungkin
Harga serendah mungkin ditujukan untuk meningkatkan
volume penjualan perusahaan terutama kalau produksi tersebut baru mencapai
tahap perkenalan di mana perusahaan tidak terlalu mengharapkan cepat kembalinya
modal perusahaan. Jadi, yang penting disini adalah bagaimana menarik calon
pembeli sehingga pembeli menyukai dan akan membeli lagi. Yang perlu
diperhatikan disini jangan sampai konsumen berpikir bahwa barang yang
ditawarkan merupakan barang yang out of
date atau mutunya rendah serta tidak tahan lama.
Hal ini perlu diperhatikan karena harga-harga yang sudah
ditetapkan harus dapat mengikuti gejolak ataupun perkembangan pasar. Dengan
tindakan pengontrolan terhadap harga jual di pasar, perusahaan dapat mengambil
kebijaksanaan yang sewaktu-waktu memang harus dilakukan untuk menyesuaikan
harga.
sumber:
Daryanto. 2011. Sari Kuliah: Manajemen Pemasaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.