• About
  • Contact
  • Submit Article

Pengembangan Diri: Analisis Diri?

 on Saturday, November 19, 2016  

Pengembangan Diri: Analisis Diri?


1.         Pengenalan Diri
Mengembangkan diri merupakan tugas bagi setiap individu, agar dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk dapat mengembangkan diri secara optimal, individu perlu mengerti dirinya sendiri secara mendalam, baik mengenai kekuatan yang ada pada dirinya maupun kelemahan-kelemahannya.
Pengenalan diri dapat dicapai denagn melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain. Mengetahui diri sendiri bukanlah pekerjaan mudah. Meskipun demikian, ada beberapa cara dapat ditempuh:
a.         Memperhatikan diri sendiri agar lebih peka terhadaap perasaan yang ada, reaksi yang muncul dan memahami penyebab timbulnya perasaan dan reaksi tersebut. Seseorang biasanya mengerti sikap dan emosinya dikarenakan hasil observasi tentang perilakunya. Dengan memperhatikan perilakunya, seseorang  akan menyadari dirinya sendiri sebagai pribadi secara lebih obyektif.
b.         Menjelaskan persepsi, reaksi, pengalaman-pengalaman, dengan menggunakan kata-kata sehingga hal-hal tersebut lebih jelas dan biasanya memberika arti yang baru. Menjelaskan reaksi yang dilakukan dan menceritakan apa yang dirasakan kepada orang lain yang dipercaya akan memberikan pemahaman baru tentang dirinya sendiri.
c.          Untuk lebih mengenal dirinya sendiri adalah dengan membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Untuk membandingkan hal-hal yang konkrit (misal warna rambut, tinggi badan, berat badan) bukankan pekerjaan yang sulit. Tetapi apabila harus membandingkan kebaikan, pengertian, kepandaian, kepekaan akan sulit karena tidak ada standar yang obyektif. Dengan tidak adanya standar pengakuan untuk evaluasi, maka dalam membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain akan muncul penilaian yang dipengaruhi oleh subyektivitas. Meskipun demikian dengan membandingkan dirinya sendiri akan memberikan petunjuk seperti apakah dirinya tersebut. Dengan pembanding ini seseorang akan menemukan persamaan dengan orang lain sifat-sifat unik yang dimilikinya.
d.         Untuk lebih mengenal dirinya sendiri adalah dengan meminta umpan balik (feedback) dari orang lain tentang bagaimana orang lain tersebut melihat dan memberian reaksi terhadap perilakunya. Umpan balik ini sangat penting sebab umpan balik yang diberikan dapat menunjukkan apakah angapan tentang dirinya sendiri benar atau dengan umpan balik interpersonal akan mendapat informasi tentang dirinya sendiri benar, atau dengan umpanbalik ini akan mendapat informasi tentang dirinya sendiri yang selama ini belum diketahuinya. Ilustrasi untuk dapat menjelaskan umpan yang dapat meningkatkan pemahama tentang diri sendiri dikemukakan oleh Joharry yang dikenal dengan Joharry Window. Ilustrasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengembangan Diri: Analisis Diri?


Daerah bebas (A), adalah daerah dimana persepsi antara dirinya sendiri dan orang lain sama. Artinya melihat seseorang seperti seseorang tersebut melihat sendiri. Sebagai contoh: A merasa percaya diri dan orang lain juga melihat A sebagai orang yang mempunyai kepercayaan diri.
Daerah gelap (B), adalah daerah dimana beberapa hal yang diketahui oleh orang lain, tetapi individu yang bersangkutan tidak mengetahuinya, sebagai contoh: B mempunyai cara berbicara yang ditangkap oleh orang lain sebgai sikap yang sombong, tetapi B tidak menyadarinya bahwa ia sombong.
Daerah pribadi (C), adalah daerah dimana individu mengetahui sesuatu hal tentang dirinya sendiri tetapi disembunyikan sehingga orang lain tidak dapat melihat. Misalnya: C sebetulnya merasa tidak aman dan cemas di lingkungan sosialnya, tetapi C selalu berusaha menutupinya dengan cara tampil sebagai orang yang percaya diri, ramah pada semua orang, murah senyum dan lain-lain. Di sini orang melihat C yang palsu.
Daerah ketidaksadaran (D), adalah daerah dimana tidak diketahui baik individu maupun orang lain.
Untuk memeperluas daerah bebas maka perlu mempersempit daerah pribadi dan daerah gelap. Untuk mempersempit daerah pribadi, individu harus berani membuka dirinya agar orang lain lebih tahu tentang individu tersebut. Hal ini tidak mudah dilakukan sebab seseorang harus merasa aman dan percaya kepada orang orang lain sebelum orang lain menceritakan tentang dirinya yang sebelumnya dianggap sebagai rahasia pribadi.
Untuk mempersempit daerah gelap membutuhkan orang lain untuk memberikan umpan balik. Tujuan dari umpan balik adalah untuk memberikan informasi konstruktif untuk menolong individu memahami bagaimana perilakunya mempengaruhi orang lain dan bagaimana penilaian orang lain terhadap perilakunya. Individu yang menerima umpan balik akan mempunyai tanggung jawab apakah perilakunya saat ini diteruskan atau diubah.
Dalam memberikan umpan balik, diusahakan agar umpan balik itu tidak dirasakan sebagai suatu ancaman sehingga individu tidak bersifat defensif. Apabila individu mulai defensif maka individu tidak akan mendengar dan mengerti umpan balik secara benar. Umpan balik yang menolong diharapkan difokuskan pada:
a.         Perilakunya, bukan kepribadiannya.
b.         Deskripsinya, bukan penilainya.
c.          Situasi yang spesifik.
d.         Saat sekarang bukan yang telah lampau.
e.         Saling membagi rasa, persepsi dan perasaan, tidak memberi petunjuk.

Dalam memberikan umpan balik, jangan memaksakan umpan balik pada individu yang belum siap atau memberikan umpan balik yang terlalu banyak sehingga sulit dimengerti. Dengan dilakukannya pembukaan diri dan umpan balik diharapkan individu mampu mengenal dirinya secara lebih baik sehingga mampu mengidentifikas kelebihan dan kelemahan.

2.         Mengembangkan Kemampuan yang Positif
Setiap individu selalu menginginkan kehidupannya selalu meningkat. Hari ini diharapkan lebih baik dari hari ini. Untuk mengarahkan diri ada tiga komponen utama yang perlu diperhatikan:
a.         Tujuan Hidup
Kebanyakan orang sulit menentukan tujuan dalam hidupnya. Hal itu sering disebabkan karena tujuan biasanya dikaitkan dengan suatu aspirasi yang besar, misalnya ingin menjadi direktur bank, manajer persahan, dan lain-lain.
Meskipun demikian ada juga orang-orang yang mampu mnyebutkan tujuannya secara spesifik. Menentukan tujuan akan terasa lebih mudah apabila dikaitkan dengan keinginan dan harapan-harapannya, sehingga tujuan tersebut dapat dikelompokkan dalam kategori-kategori, misalnya tujuan dalam kesehatan, hubungan sosial, kerja, hubungan pribadi dan lain-lain. Apabila daftar tujuan tersusun dengan jelas, maka daftar ini dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk menemukan jalan, agar dapat menjalani perubahan-perubahan yang ada dalam dirinya maupun pengaruh perubahan di luar.
b.         Keterampilan-Keterampilan yang Menunjang Sesuai dengan Kebutuhan
Untuk meningkatkan diri, individu perlu mengetahui keterampilan-keterampilan apa yang dipunyai yang dpaat menunjang keberhasilan di masa yang akan datang. Dlaam hal ini perlu diidentifikasikan secara cermat tentang keterampilan, kemampuan, bakat yang menonjol yang dirasa sangat berharga.
c.          Karakteristik Pribadi (yang mencakup ciri sifat dan minat) dan Keinginan Pribadi yang Ingin Dipenuhi
Dengan mengetahui komponen ini, individu akan lebih tahu kemana akan melangkah. Karakteristik yang kuat, lingkungan yang mendukung, keterampilan-keterampilan yang siap digunakan, situasi yang mendukung akan merupakan suatu kombinasi yang dapat menimbulkan semngat tinggi dalam mencapai tujuan yang telah dicanangkan.
Satu hal dari individu yang sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan diri adalah sikap. Sikap akan berpengaruh baik dalam mempertahankan tujuan yang akan dicapai ataupun cara-cara untuk mencapainya. Sikap yang positif akan membuat individu percaya diri dan merasa dirinya mampu melakukan hal-hal yang ingin dilakukan. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, individu tidak akan menyerah terhadap tantangan atau hambatan yang menghadang, akan selalu mencari cara untuk mengatasi hambatan tersebut, shingga individu tersebut dapat meraih tujuan yang telah dicanangkan. Dilain pihak, sikap yang ragu-ragu atau yang negatif akan memberikan dampak yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena individu dalam melangkah untuk mencapai tujuan kurang baik dan kurang disadari keyakinan yang pasti bahwa dirinya sebetulnya tidak mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Untuk mengatasi atau menghindari sikap yang negatif tersebut, sebelum individu melangkah untuk mencapai tujuan, perlu dikaji terlebih dahulu tentang kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Kekuatan dan kelemahan ini mencakup segala bidang, baik dari bidang pendidikan, kepribadian, hubungan sosial, dan lain-lain. Diharapkan dengan mengetahui kekuatan yang ada pada dirinya, individu akan mampu mengembangkan kekuatan tersebut. Apabila ndividu sudah dapat mengeidentifikasi kelemahan yang ada pada dirinya, maka individu akan berusaha untuk mengatasi kelemahan tersebut.
Pengembangan tentang kekuatan yang ada pada dirinya akan mendorong individu untuk mengarahkan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, individu yang mempunyai kekuatan dalam hubungan dengan orang lain, mudah membujuk orang lain untuk bekerjasama, dalam mencari pekerjaan akan memilih pekerja dalam bidang humas atau pemasaran. Dengan memilih tujuan ini individu akan mempunyai sikap yang positif dalam meraih tujuan tersebut karena ia mempunyai kemampuan yang merupakan kekuatan untuk mencapai tujuannya.
3.         Pengembangan Motivasi
Bila kita berbicara tentang motivasi, biasanya hal-hal menjadi pusat perhatian adalah faktor-faktor apakah yang menjadi pendorong orang untuk melakukan sesuatu dan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Contohnya mengapa seseorang sangat rajin dan tekun melakukan sesuatu, sedangkan yang lain tidak. Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlukah mengetahui apa yang dimaksud dengan motivasi tersebut. Motivasi secara umum diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Peranan motivasi ini sangat besar dalam mengarahkan seseorang dalam bertingkah laku. Proses timbulnya motivasi didukung oleh adanya kebutuhan yang belum terpenuhi. Setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan-kebutuhan tersebut muncul dan akan mempengaruhi tingkah laku seseorang. Kebutuhan yang mempunyai kekuatan yang terbesar pada saat tertentu akan menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan.
Pertama-tama individu akan melihat kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi. Individu akan memilih kebutuhan yang paling mendesak untuk segera dipenuhi. Setelah menentukan kebutuhan akan dipenuhi, individu akan mencari jalan utuk memenuhi kebutuhan tersebut. Setelah itu individu akan mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuan tersebut. Pada waktu tertentu individu akan melihat hasil dari usaha yang telah dilakukan. Individu akan melakukan evaluasi apakah hasil yang telah dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi tersebut, akan muncul kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dinilai kembali sehingga akan muncul kebutuhan yang diprioritaskan untuk dipenuhi. Proses ini akan berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan manusia. Di sini dapat disimpulkan bahwa pendorong tindakan seseorang adalah karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi.
Menurut Maslow, kebutuhan manusia adalah berjenjang. Kebutuhan jenjang paling bawah atau dasar adalah kebutuhan fisiologis yang erat dengan kelangsungan hidup manusia seperti makan, minum, pakaian, dan lain-lain. Setelah kebutuhan fisik terpenuhi, maka individu akan memmenuhi yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman. Yang dimaksud dengan rasa aman di sini adalah bebas dari rasa takut dan ancaman dari lingkungan dan juga akan adanya ancaman tentang pekerjaannya. Apabila kebutuhan fisik dan rasa aman sudah terpenuhi maka kebutuhan sosial dan afiliiasi akan menjadi prioritas. Kemudian yang ingin dipenuhi dalam hal ini adalah kebutuhan akan penerimaan seseorang, kasih sayang, hubungan antar pribadi, dan pergaulan. Apabila kebutuhan itu sudah terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan akan penghargaan diri mencakup masalah status, kekuasaan, otonomi, dan prestise.
Sesudah kebutuhan akan penghargaan diri terpenuhi, maka kebutuhan lain yang dominan adalah kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk memaksimalkan potensi seseorang apapun bentuknya. Jenjang kebutuhan dari Maslow ini dapat digambarkan sebagai berikut:
§  Aktualiasasi diri
·         Penghargaan
o   Sosial
§  Rasa aman
·         Fisiologis

Jenjang kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow tidak selalu terjadi mengikuti dari jenjang terendah ke yang tertinggi.
4.         Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi Seseorang
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi ataupun yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Selain faktor kebutuhan dari individu yang telah disebutkan di atas, ada faktor lain yang memengaruhi motivasi seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah:
a.         Internal, yaitu yang berasal dari individu sendiri antara lain minat, bakat, tujuan individu, dan lain-lain.
b.         Eksternal, yaitu yang berasal dari luar individu, seperti lingkungan sosial, keluarga, tempat kerja, pimpinan, dan lain-lain.
Agar motivasi individu dapat berkembang secara optimal, selai dukungankedua faktor tersebut di atas, kegiatan yang akan dilakukan hendaknya:
a.         Mempunyai nilai personal bagi individu tersebut.
b.         Hasilnya sangat bermanfaat bagi orang lain.
c.          Individu mempunyai keyakinan mampu meraihnya.
d.         Tugas yang dikerjakan tidak terlalu sulit atau resiko yang diambil tidak terlalu besar.

e.         Hasil yang didapatkan sesuai dengan yang dilakukan.

sumber:
Riani, A. L., Suwarsi, S., Karsono, Sudarwanto, S., Purwono, J., Wijaya, M., a.l. 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Surakarta: UNS Press.

Pengembangan Diri: Analisis Diri? 4.5 5 Kuingin Baca Saturday, November 19, 2016 Pengembangan Diri: Analisis Diri? Pengembangan Diri: Analisis Diri? 1.          Pengenalan Diri Mengembangkan diri merupakan tugas bagi setiap individu, agar dirinya...


Kuingin Baca