Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran - Kegiatan
atau aktivitas pembelajaran didesain dengan tujuan untuk memfasilitasi siswa
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran. Kompetensi mencerminkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat diperlihatkan oleh seseorang
setelah menempuh proses pembelajaran. Richey(2001) mengemukakan definisi
kompetensi sebagai berikut.
“Pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang memungkinkan seseorang dapat melakukan aktivitas
secara efektif dalam melaksanakan tugas
dan fungsi pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.”
(p.31)
1. Informasi Verbal atau verbal information adalah kemampuan untuk menyediakan respon spesifik terhadap stimulus yang spesifik. Contoh kemampuan ini yaitu “diberikan sebuah stimulus siswa akan mampu memberi respon secara verbal”. Contoh-contoh kemampuan dalam bermain ini adalah mengidentifikasi, menyusun daftar, menyebutkan, dan menjelaskan. Kemampuan informasi verbal melibatkan kemampuan dalam mengingat atau menghafal informasi.
![]() |
3 Aspek yang harus dicapai siswa. |
Kompetensi
dalam hal ini dapat dipandang sebagai hasil dari sebuah proses belajar.
Gagne(2005) dalam buku klasik ---The Conditions of Learning--- mengemukakan
taksonomi yang juga merupakan hasil atau kompetensi dalam belajar. Taksonomi
tersebut terdiri dari lima aspek.
1. Informasi Verbal atau verbal information adalah kemampuan untuk menyediakan respon spesifik terhadap stimulus yang spesifik. Contoh kemampuan ini yaitu “diberikan sebuah stimulus siswa akan mampu memberi respon secara verbal”. Contoh-contoh kemampuan dalam bermain ini adalah mengidentifikasi, menyusun daftar, menyebutkan, dan menjelaskan. Kemampuan informasi verbal melibatkan kemampuan dalam mengingat atau menghafal informasi.
2.
Keterampilan
motorik atau psychomotor skill dapat
diartikan sebagai eksekusi atau elaksanaan suatu tindakan untuk mencapai hasil
tertentu. Kemampuan motorik pada umumnya melibatkan aktivitas berupa tindakan yang
bersifat fisik dan penggunaan otot untuk melakukan suatu tindakan yang
bertujuan. Tindakan yang terlihat dalam keterampilan motorik pada dasarnya
tidak hanya berupa tindakan fisik semata, tapi melibatkan tindakan mental di
dalamnya.
3.
Sikap
atau attitude yaitu kondisi
internal yang dapat memengaruhi pilihan individu dalam melakukan suatu
tindakan. Sikap, dengan kata lain, dapat dimaknai sebagai keyakinan dan pilihan
seseorang yang memengaruhi cara seseorang bertindak dalam menghadapi sebuah
situasi dan kondisi. Karakteristik penting dari tujuan pembelajaran pada ranah
sikap adalah untuk menanamkan sikap dalam diri siswa diperlukan waktu yang
relatif cukup lama.
4.
Keterampilan
intelektual atau intelectual skills adalah
sebuah keterampilan yang diperlukan oleh siswa untuk melakukan aktivitas
kognitif yang bersifat unik. Keterampilan intelektual melibatkan kemampuan
dalam menganalisis dan memodifikasi simbol-simbol kognitif atau informasi.
Kemampuan pada ranah keterampilan intelektual membuat siswa dapat menyusun
klasifikasi benda berdasarkan label dan karakteristiknya. Pembelajaran yang
memerlukan kemampuan dalam memanipulasi informasi secara simbolik dapat
digolongkan sebagai keteramilan intelektual.
5.
Strategi
kognitif atau cognitive strategy merupakan
kompetensi yang paling tinggi dari taksonomi yang dikemukakan oleh Gagne.
Kompetensi ini berupa kemampuan metakognitif yang diperlihatkan dalam bentuk
kemampuan berpikir tentang proses berpikir(think
how think) dan belajar bagaimana belajar(learn how to learn).
Pakar pendidikan yang lain dari Amerika Serikat bernama Benjamin S. Bloom dan David Krathwohl(1964), dalam buku The Taxonomy of Educational Objectives; The
Classification of Educational Goals, mengemukakan tiga domain atau ranah
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk untuk merumuskan tujuan pembelajaran
yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
1.
Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif adalah untuk melatih kemampuan intelektual siswa.
Tujuan ranah ini membuat siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat
intelektual. Bloom dan kawan-kawan(1956) mengemukakan enam kemampuan yang
bersifat hierarkis yang terdapat dalam ranah kognitif, yaitu: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pengetahuan
merupakan hierarki terendah dalam
ranah kognitif, berupa kemampuan dalam mengidentifikasi dan menyebutkan
informasi dan data faktual. Pemahaman merupakan
kemampuan dalam menjelaskan dan mengartikan suatu konsep. Kemampuan aplikasi sangat terkait dengan kemampuan
dalam menerapkan prinsip dan aturan yang telah dipelajari sebelumnya. Analisis adalah kemampuan menguraikan
sebuah konsep dan menjelaskan saling keterkaitan komponen-komponen menjadi
sebuah konsep atau aturan yang baru. Evaluasi,
kemampuan kognitif dengan kemampuan dalam menilai dan membuat keputusan
terhadap situasi yang dihadapi.
2.
Ranah afektif
sangat terkait dengan sikap,emosi, penghargaan dan penghayatan atau
apresiasi terhadap nilai, norma, dan sesuatu yang sedang dipelajari. Krathwohl dan
kawan-kawan mengemukakan lima hierarki dlaam ranah afektif, yaitu menerima, merespon, memberi nilai,
mengorganisasi, dan memeberi karakter terhadap suatu nilai.
Menerima
adalah kemampuan untuk memeberi perhatian terhadap sebuah aktivitas atau
peristiwa yang dihadapi. Merespon merupakan
pemberian reaksi terhadap suatu aktivitas dengan cara melibatkan diri atau
berartisipasi di dalamnya. Memberi nilai sanat terkait dengan tindakan menerima atau
menolak nilai atau norma yang dhadapi melalui sebuah ekspresi berupa sikap
positif atau negatif. Mengorganisasi berarti
mengindentifikasi, memilih, dan memutuskan nilai atau norma yang akan
diaplikasikan. Memberi karakter terhadap
nilai berarti meyakini, mempraktikan, dan menunjukkan perilaku yang
konsisten terhadap nilai dan norma yang dipelajari.
3.
Ranah psikomotor
memiliki kaitan yang erat dengan kemampuan dalam melakukan
kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dalam berbagai pelajaran. Ranah psikomotor
terdiri dari empat hierarki kemampuan, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, dan artikulasi.
Imitasi
adalah kemampuan mempraktikkan keterampilan yang diamati. Manipulasi sangat terkait dengan kemampuan dalam
memodifikasi suatu keterampilan. Presisi merupakan
hierarki kemampuan yang memperlihatkan kecakapan dalam melakukan kegiatan
dengan tingkat akurasi yang tinggi. Artikulasi
merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara terkoordinasi dan efisien.
Referensi: Pribadi
Referensi: Pribadi