Tradisi Teori Belajar Mengajar - Menurut
Rousseau, pendidikan telah menyebabkan manusia memperoleh kemerdekaannya tetap
juga terbelenggu oleh kebutuhan akan gurur-guru yang baik(band, mis. Butts alam
Bereday, 1969: 111-132). Agresi perubahan dalam berbagai aspek kehidupan modern
yang berjalan amat cepat serta tidak memungkinkan mengedapnya kekekalan(lih,
mis. Foffler, 1972) memainkankan peran penting untuk makin meningkatnya
kebutuhan guru yang baik di segala bidang dan segala tingkat pendidikan. Apabila
ditilik agak seksama, pengadaa guru, di samping variabel yang terlibat di
dalamnya, tidak bisa terlepas dari teori belajar mengajar, baik pengaruh
tradisi itu disadari maupun tidak.
Dalam
perkembangan saat ini, tradisi teori B-M dapat dibagi menjadi dua kelompok;
teori B-M tradisional dan teori B-M modern. Teori-teori tradisional, umumnya
timbul sebelum abad ke 20 (meskipun masih cukup kuat pengaruhnya sampai saat
ini), masih dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga:
1. Teori
disiplin mental,
2. Teori
pengemangan alami, dan
3. Teori
apersepsi (lih, mis, Bigge, 1964)
Berbagai teori
modern secara umum dapat dipisahkan menjadi dua kelompok: teori-teori
atimulus-response(perangsang-tanggapan) yang sering juga dikenal sebagai teori
behaviorisme dalam ilmu bahasa(I.C. analysis, contrastive analysis, direct
approach, audio oral approach, dsb.), dan teori-teori Gestalt, yang secara
sempit sering disalah artikan sebagai teori global.