• About
  • Contact
  • Submit Article

Sistem-Sistem Perencanaan Pemasaran

 on Sunday, December 4, 2016  



Sistem-Sistem Perencanaan Pemasaran

 

Sistem-SistemPerencanaan Pemasaran - Kami telah menjelaskan perencanaan pemasaran strategis dan rencana-rencana pemasaran taktis pada materi sebelumnya yang memandu tindakan. Beberapa lembaga mempersiapkan rencana-rencana semacam ini dari waktu ke waktu namun mengabaikan untuk mengadopsi sistem-sistem perencanaan formal. Mereka mengerti nilai dari mempunyai suatu


http://kuinginbaca.blogspot.com/2016/12/sistem-sistem-perencanaan-pemasaran.html

rencana namun menolak prosedur-prosedur formal karena tidak diperlukan atau terlalu sulit. Misalnya, seorang presiden universitas menawarkan dasar-dasar pembenaran sebagai berikut:
1.         Para dekan dan pemimpin departemen tidak punya waktu untuk menyusun rencana-rencana formal dan begitu pula administrasi puncak tidak punya wkatu untuk membacanya.
2.         Sebagian besar kepala departemen tidak akan mampu untuk merencanakan bahkan ketika mereka diminta. Mereka memimpin departemen-departemennya karena mereka adalah para sarjana dan pemimpin dalam bidang mereka bukan karena mereka manajer. Mereka mungkin menolak untuk membuat rencana atau membuat rencana secara buruk dan ini akan ditoleransi sepanjang mereka bekerja dengan baik dalam hal-hal lainnya.
3.         Para pemimpin departemen tidak akan menggunakan rencana-rencana mereka. Rencana-rencana tersebut akan menjadi hiasan jendela belaka, dibuat dan kemudian disimpan. Rencana-rencana tersebut bahkan mungkin menjadi usang pada hari disusunnya dengan adanya perubahan-perubahan yang cepat dalam pendidikan tinggi.
4.         Administrasi mempunyai rencana-rencana yang sebaiknya dijaga kerahasiannya dari para pemimpin departemen karena mereka mungkin merasa terancam. Para pemimpin departemen seharusnya tidak didorong untuk mengusulkan pengharapan yang tidak relasitik dan nantinya akan ditolak oleh presiden.
5.         Menerapkan sebuah sistem perencanaan formal dan membuatnya berfungsi, akan membutuhkan biaya dan waktu yang terlalu banyak.

Meskipun kami mengakui validitas argumen-argumen tersebut, pengalaman dari banyak sekolah dan perguruan tinggi menunjukkan bahwa perencanaan formal dan sistem-sistem kontrol biasanya menguntungkan dan memperbaiki kinerja lembaga. Perencanaan formal juga membantu lembaga tersebut untuk berkomunikasi dengan publik-publiknya dan mempertahankan dukungan mereka.
Seorang konsultan pemasaran bekerja dengan administrator sekolah, ornag tua, dan anggota jemaat untuk mendirikan dewan sekolah untuk mengembangkan sebuah rencana tertulis jangka panjang. Dengan sebuah pemahaman yang jelas mengenai sumber-sumbernya, masalah-masalahnya, dan peluang-peluangnya. Sekolah tersebut pertama-tama mengambil langkah untuk menentramkan jemaat mengenai stabilitas jangka panjang sekolah tersebut.
Dalam kasus ini, perencanaan formal membantu memandu lembaga tersebut dan memenuhi kebutuhan pasar dan publk sekolah juga. Proses perencanaan memberi sekolah tersebut dengan suatu rasa keyakinan yang meningkat dan laporan mengenai rencana untuk meningkatkan stabilitas melalui menghitung rumor-rumor. Para orang tua dapat mengetahui kinerja sekolah tersebut dari tahun ke tahun. Sekolah itu kemudian bergerak maju dengan menambahkan kelas-kelas pra sekolah untuk memenuhi kebutuhan yang diungkapkan dan membangun suatu “sistem umpan” (feeder system) ke dalam tingkat sekolah dasar. Dengan citra stabilitas dan tindakan yang dibangun denagan baik, sekolah tersebut mampu menambah jumlah siswanya dalam setiap kelas sampai kapasitas penuh dan hutang jemaah terlunasi.
Langkah perencanaan mengharuskan lembaga tersebut mengidentifikasikan peluang pemasaran yang menarik, mengembangkan strategi-strategi pemasaran yang efektif, dan membangun program-program tindakan yang terperinci. Langkah kedua melibatkan pelaksanaan implementasi program-program tindakan yang tertulis dalam rencana pemasaran tersebut. Langkah ketiga meminta aktivitas kontrol pemasaran untuk memastikan bahwa sasaran-sasarang sedang dicapai. Kontrol pemasaran meliputi mengukur hasil-hasil, menganalisa penyebab-penyebab dari hasil yang buruk, dan mengambil tindakan-tindakan koreksi penyesuaian dalam rencana tersebut, implementasi atau keduanya.
Lembaga-lembaga pendidikan bergerak ke arah perencanaan strategis ketika administrasi menyadari bahwa rencana-rencana tahunan adalah masuk akal hanya dalam konteks suatu rencana jangka panjang. Kenyataannya yang pertama harus ada adalah rencana jangka panjang dan rencana tahunannya menjadi suatu versi terperinci dari tahun pertama pada rencana jangka panjang tersebut. Rencana jangka panjang tersebut didasarkan pada asumsi mengenai lembaga tersebut dan lingkungannya akan berubah secara terus-menerus. Oleh karena itu sebuah rencana jangka panjang tidak dapat statis dan harus disusun ulang setiap tahunnya (rolling planing).

Sistem-Sistem Perencanaan Pemasaran
Copyright 2016. Kuingin Baca Blog


                Pada tingkat ini, berbagai macama rencana mulai mengambil sebuah karakter yang lebih strategis. Lembaga yang sedang memulai perencanaan jangka panjang seringkali berasumsi bahwa masa depan akan menjadi suatu kelanjutan dari masa sekarang dan bahwa strategi-strategi, struktur kelembagaan, dan prosedur-prosedur yang ada sekarang akan masih tepat atau sesuai. Pada akhirnya administrasi melihat bahwa lingkungannya adalah penuh dengan berbagai kemungkinan bukan kepastian dan bahwa pemikiran strategis yang lebih luas dibutuhkan. Format perencanaan tersebut kemudian di desain kembali agar merangsang para administrator untuk merenungkan dan mngevaluasi strategi-strategi alternatif yang akan memperbaiki kinerja lembaga tersebut.
                Para administrator kemudian diminta untuk membuat contingency plan’s (rencana-rencana kemungkinan) yang memerlihatkan bagaimana mereka akan merespon terhadap peluang-peluang dan ancaman utama tertentu. Lembaga tersebut harus memikirkan kemungkinan-kemungkinan tersebut secara serius dan siap untuk mengambil tindakan jika sistem kontrol pemasaran memberi isyarat adanya suatu masalah. Universitas Height telah mengalami kemunduran dalam jumlah siswanya dan usaha penggalangan dana serta akan perlu mengadaptasikan rencana-rencananya terhadap keadaan-keadaan yang berubah. Pembuatan rencana-rencana kemungkinan untuk membantu lembaga tersebut merespon dan beradaptasi terhadap lingkungannya, menandakan munculnya budaya perencanaan strategi yang nyata dalam lembaga tersebut.
                Ketika lembaga tersebut memperoleh pengalaman dalam hal perencanaan, format-format rencana seringkali distandardisasi untuk memungkinkan perbandingan yang lebih berarti diantara unit-unit yang serupa. Ketika budaya perencanaan dominan dalam lembaga tersebut, perbaikan-perbaikan selanjutnya diperkenalkan. Para administrator menerima pelatihan dalam analisis keuangan dan diharuskan mempertahankan atau menegaskan rekomendasi-rekomendasi mereka, tidak hanya dalm hal jumlah siswa baru, donasi-donasi, dan sebagainya namun juga berkenaan dengan ukuran-ukuran keuangan seperti cost benefit (keuntungan biaya) atau cost effectiveness dari sebuah aktivitas. Ketika tidak tersedia ukuran-ukuran keuangan yang jelas, para administrator pendidikan dapat mengembangkan ukuran-ukuran pengganti termasuk “shadow price” (harga bayangan) untuk memandu mereka dalam mengalokasikan sumber-sumber lembaga tersebut.
                Model-model perencanaan berbasis komputer dapat dikembangkan untuk membantu para administrator memeriksa hasil-hasil dari rencana-rencana pemasaran alternatif dan lingkungannya. Beberapa lembaga telah mengembangkan model-model komputer yang canggih. Semakin banyak sekolah yang menggunakan spreadsheets pada komputer-komputer personalnya untuk mempertimbangkan arah tindakan alternatif dan mengevaluasi trade off (pertukaran) diantara berbagai macam kebijakan dalam batasan-batasan yang ditentukan si pemakainya dalam hal sumber-sumber dan pilihan. Agar bermanfaat model tersebut harus merefleksikan kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik lembaga tersebut, teori kelembagaannya dalam sekumpulan asumsi-asumsi.

sumber:
Daryanto. 2011. Sari Kuliah: Manajemen Pemasaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Sistem-Sistem Perencanaan Pemasaran 4.5 5 Kuingin Baca Sunday, December 4, 2016 Sistem-Sistem Perencanaan Pemasaran Sistem-Sistem Perencanaan Pemasaran   Sistem-SistemPerencanaan Pemasaran - Kami telah menjelaskan perencanaan pemasaran strategi...


No comments:

Post a Comment

Kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun blog kami. Dilarang SARA dan kata-kata yang tidak pantas :)

Kuingin Baca