• About
  • Contact
  • Submit Article

Peran dan Fungsi Kurikulum

 on Thursday, October 27, 2016  

Peran dan Fungsi Kurikulum

Peran dan Fungsi Kurikulum

Oemar Hamalik dalam Wina Sanjaya (2008) menyebutkan tiga peranan dalam sistem pendidikan yaitu peranan dalam melakukan konservatif, kreatif, dan kritis (evaluatif). Peran konservatif adalah peran memelihara nilai-nilai baik terus dikembangkan dalam kehidupan masyarakat. Peran kreatif adalah peran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan tuntutan jaman. Peran kritis (evaluatif) yaitu peran dalam “pengawalan” pengembangan masyarakat dalam konteks sosial, budaya, ekonomi, politik, dan dimensi kehidupan lainnya.
                Peran konservatif kurikulum jarang sekali diperhatikan oleh para tim pengembang kurikulum. Barulah Kurikulum 2013 yang mencoba merekonstruksi kembali peran konservatif kurikulum yaitu melalui penanaman nilai karakter. Kita telah memiliki 18 unsur pendidikan karakter seperti religius, jujur, toleran, dan seterusnya. Nilai-nilai tersebut akan dikonversi atau dipelihara dalam kurikulum. Cara mengembangkannya melalui pengintegrasian dalam setiap mata pelajaran sehingga lahir Kompetensi Inti (KI) aspek sosial dan sikap spiritual, dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, dan diukur dengan pendekatan penilaian otentik. Konsepnya sudah baik, tinggal bagaimana implementasinya di sekolah.
                Peran kreatif dari kurikulum telah terlihat hasilnya. Banyak sekali inovasi yang telah dilahirkan. Fenomena kreasi dari peran kurikulum misalnya lahirnya mobil Esemka yang merupakan hasil karya siswa SMK di Solo, Jawa Tengah. Walaupun “dipolitisasi”, namun mobil rakita ini sempat menjadi kebanggan Bangsa Indonesia. Kreasi serupa misalnya Kontes Robot Indonesia (KRI) tingkat nasional yang diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk berkompetisi dan berprestasi. Demikianlah fungsi kreatif dalam kurikulum. Jika terus dikembangkan, maka di masa depan akan lahir kreasi-kreasi baru dalam bidang budaya, seni, dan bidang lainnya.
                Peran kritis (evaluatif) dari kurikulum merupakan peranan yang bersifat berkesinambungan selama proses pendidikan masih berjalan. Peran kritis akan dihadirkan di kelas dengan berbagai cara. Ketika guru mengkritisi masalah banjir dan kerusakan lngkungan, maka pada saat itulah peran kritis dan evaluatif sedang berfungsi. Memberi penghargaan terhadap peserta didik yang juara Olimpiade Sains merupakan wujud dari peran kritis dengan tujuan memotivasi siswa lain untuk berprestasi. Dengan demikian, kurikulum akan berjalan dengan baik jika  semua fungsi diaktifkan secara sinergi setiap saat.
                Dengan perananannya yang strategis, kurikulum perlu difungsikan di sekolah. Para ahli banyak mengajukan gagasan tentang fungsi kurikulum. Setidaknya ada tiga kelompok pendapat untuk memfungsikan kurikulum, yaitu: (1) fungsi kurikulum berdasarkan stakeholder-nya, (2) fungsi kurikulum berdasarkan wilayah pengembangan peserta didik, dan (3) fungsi kurikulum sebagai pengorganisasian proses belajar. Pengelompokan tersebut hanya untuk memudahkan dalam pembahasan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
                Fungsi kurikulum berdasarkan stakeholder-nya diuraikan berdasarkan sudut pandang pihak penggunanya yaitu peserta didik, pendidik, kepala sekolah, orang tua, sekolah yang berada di atasnya, masyarakat pemakai lulusan (Abdullah Idi, 2007):
a.         Bagi peserta didik, kurikulum berfungsi sebagai bahan pengalaman belajar atau sebagai konten untuk dipelajari. Kurikulum yang terwujud dalam ceramah guru, buku, dan informasinya lainnya menjadi pengalaman belajar bagi peserta didik.
b.         Bagi pendidik, kurikulum berfungsi sebgai pedoman kerja dalam mengorganisasi pengalaman belajar dan pedoman untuk mengadakan evaluasi perkembangan peserta didik.
c.         Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan supervisi pembelajaran, pedoman evaluasi atas kemajuan pembelajaran, dan dijadikan bahan kajian untuk pengembangan kurikulum di masa yang akan datang.
d.         Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai alat komunikasi orang tua dengan sekolah tentang pendidikan putra-putrinya. Selain itu dapat dijadikan pedoman dalam keikutsertaannya dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah.
e.         Bagi sekolah yang berada di atasnya, kurikulum berfungsi sebagai pemeliharaan kesinambungan proses pembelajaran dan dijadikan indikator untuk meningkatkan mutu pendidikan agar peserta didik dapat meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi.
f.          Bagi masyarakat pemakai lulusan, kurikulum berfungsi sebagai bagian dari bukti akuntabilitas sekolah kepada pengguna lulusan. Degan adanya kurikulum yang terinformasikan, masyarakat dapat memberikan kritik dan saran konstruktif untuk penyempurnaan program pendidikan.

Fungsi kurikulum berdasarkan wilayah pengembangan peserta didik dikemukakan oleh McNeil dalam Wina Sanjaya (2008) yaitu bahwa kurikulum memiliki empat fungsi: fungsi pendidikan umum, suplementasi, eksplorasi, dan keahlian.
a.         Sebagai fungsi pendidikan umum (common and general education), kurikulum berperan sebagai suatu komponen kebijakan dalam mempersiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. Kurikulum memiliki fungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan dan memahami setiap hak dan kewajiban sebagai warga negara.
b.         Sebagai fungsi suplementasi (supplementation), kurikulum dapat menambah kemampuan peserta didik sehingga potensi, bakat, dan minatnya berkembang.
c.         Sebagai fungsi eksplorasi (exploration), kurikulum dapat dijadikan instrumen dalam memotivasi, menemukan, dan mengembangkan bakat dan minat peserta didik. Kurikulum akan mampu memberi pelayanan pengembangan potensi dari setiap perbedaan peserta didik.
d.         Sebagai fungsi pengembangan keahlian (specialitation), kurikulum dapat mengembangkan keahlian khusus peserta didik (spesialisasi). Fungsi pada wilayah ini adalah menyiapkan peserta didik untuk memiliki life skill untuk dapat diterima di dunia kerja.

Fungsi kurikulum sebagai pengorganisasian proses belajar. Pendapatnya mengacu pada Alexander Inglis dalam Abdullah Idi (2007) yaitu bahwa kurikulum memiliki fungsi:
a.         Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) yaitu fungsi kurikulum agar peserta didik mampu menyesuaikan diri dalam kehidupannya. Masyarakat yang terus berubah menjadi tantangan bagi kurikulum agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam menyiapkan peserta didik.
b.         Integrasi (the integrating function) yaitu fungsi kurikulum dalam memberi pendidikan yang utuh kepada peserta didik, artinya tidak hanya aspek intelektualnya juga aspek sikap dan keterampulannya.
c.         Diferensiasi (the differentiating function) yaitu fungsi kurikulum dalam memahami peserta didik dan memberi pelayanan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Kurikulum harus mampu memberi pedoman agar mampu menjadi penolong dengan sejumlah kebutuhan yang berbeda-beda.
d.         Persiapan (the preparation function) yaitu fungsi kurikulum dalam menyiapkan peserta didik agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan atau mampu membekali peserta untuk dapat belajar sepanjang hayat di lingkungan masyarakatnya.
e.         Pemilahan (the selective function) yaitu fungsi kurikulum dalam memberi kesempatan kepada peserta didik sesuai minat dan bakatnya. Dengan demikian, kurikulum harus dirancang secara fleksibel untuk melayani semua peserta didik.
f.          Diagnostik (the diagnostic function) yaitu fungsi kurikulum sebagai instrumen ntuk mengenal berbagai kekuatan dan kelemahan peserta didik. Dengan ini, kurikulum dapat berperan sebagai solusi dalam mengatasi kelemahan dan mengembangkan kekuatan ke arah yang lebih sinergi.

Sumber:

Yani, A. 2014. MINDSET KURIKULUM 2013. Bandung: Alfabeta.

Peran dan Fungsi Kurikulum 4.5 5 Kuingin Baca Thursday, October 27, 2016 Peran dan Fungsi Kurikulum Peran dan Fungsi Kurikulum Oemar Hamalik dalam Wina Sanjaya (2008) menyebutkan tiga peranan dalam sistem pendidikan yaitu peranan d...


No comments:

Post a Comment

Kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun blog kami. Dilarang SARA dan kata-kata yang tidak pantas :)

Kuingin Baca