• About
  • Contact
  • Submit Article

Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia

 on Saturday, September 17, 2016  


         Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetpi masih dalam wujud potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan “aktualisasi”. Dari kondisi “potensi” menjadi wujud aktualisasi terdapat rentangan proses yang mengundang pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya. Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam pelaksanaannya mungkin terjadi kesalahan mendidik dikarenakan pendidik juga manusia biasa yang tidak luput dari salah. Sehubungan degan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu:
1.       Pengembangan yang utuh, dan
2.       Pengembangan yang tidak utuh.

1.    Pengembangan yang Utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang di sediakan untuk memeberikan pelayanan atas perkembangannya. Meskipun ada tendensi pandangan modern yang cenderung lebih menekankan pada pengaruh faktor lingkungan. Optimisme ini timbul berkat pengaruh perkembangan iptek yang sangat pesat yang memberikan dampak pada peningkatan perekayasaan pendidikan melalui teknologi pendidikan. Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang sanggup menghantar subjek didik menjadi seperti dirinya sendiri selaku anggota masyarakat. Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat diihat dari berbagai segi, yaitu: wujud, dimensi, dan arahnya.
a.         Dari Wujud Dimensinya
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagaman, antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengembangan aspek jasmaniah dan rohaniah dikatakan utuh jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang.
Pengembangan dimensi keindiviualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan yang baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Dalam hal ini pengembangan dimensi keberagaman menjadi tumpuan dari ketiga dimensi diatas.
Pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dikatakan utuh jika ketiga-tiganya mendapat layanan yang berimbang. Pengutamaan aspek kognitif daripada aspek afektif hanya akan menciptakan orang yang pintar tapi berwatak buruk.
b.         Dari Arah Pengembangan
Keutuhan pengenmbangan dimensi hakikat manusia dapat diarahkan kepada pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman secara terpadu. Jika di analisis satu per satu gambarannya sebagai berikut: Pengembangan yang sehat terhadap dimensi keindividualan memberi peluang pada seseorang untuk mengadakan eksplorasi terhadap potensi-potensi yang ada pada dirinya, baik sisi positif maupun sisi negatif. Pengembangan yang berarah konsentris ini bermakna memperbaiki diri atau meningkatkan martabat aku yang sekaligus membuka jalan ke arah bertemunya seorang pribadi ke pribadi yang lain secara selaras tanpa menganggu otonomi yang masing-masing.
Pengembangan sehat terhadap dimensi kesosialan yang biasa disebut pengembangan horizontal membuka peluang terhadap ditingkatkannya hubungan sosial di antara sesama manusia dan antara manusia dengan lingkungan fisik yang berarti memelihara kelestarian lingkungan disamping memanfaatkannya. Pengembangan dimensi keindividualan serempak denga kesosialan berarti membangun terwujudnya hakikat manusia sebagai makhluk monodualis.
Pengembangan yang sehat dari dimensi kesusilaan akan menopang pengembangan dan pertemuan dimensi keindividualan dan kesosialan. Pengembangan yang sehat terhadap dimensi keberagaman akan memberikan landasan dari arah pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, dan kesusilaan.
Pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor di samping keselarasannya(perimbangan antara ketiganya) juga perlu diperhatikan arahnya. Yang dimaksud adalah arah pengembangan dari jenjang yang rendah ke jenjang yang tinggi. Pengembangan ini biasa disebut dengan pengembangan vertikal.
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tmbuh dan berkembang secara selaras. Perkembangan dimaksud mencakup yang bersifat horizontal(yang menciptakan kesimbangan) dan yang bersifat vertikal(yang menciptakan ketinggian martabat manusia).
2.    Pengembangan yang Tidak Utuh

Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun dimensi afektif didominasi oleh pengembangan dimensi kognitif. Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang buruk atau pincang. Perkembangan yang seperti ini merupakan pengembangan yang patologis.


sumber:
Tirtarahardja, U. & Sulo, S. L. L. 2005. PEGANTAR PENDIDIKAN. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia 4.5 5 Unknown Saturday, September 17, 2016 Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia          Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Ma...


No comments:

Post a Comment

Kami mengharapkan saran maupun kritik yang membangun blog kami. Dilarang SARA dan kata-kata yang tidak pantas :)

Kuingin Baca